Pesan Guru Danau Sebelum Wafat: Pemilu Damai, Jangan Bikin Masalah

Ulama sepuh di Kalsel KH Asmuni atau Guru Danau meninggal dunia, Jumat (2/2/2024) sore. Bertepatan 21 Rajab 1445 Hijriah.

KH Asmuni (Guru Danau) sebelum wafat sempat berpesan soal pemilu damai.

apahabar.com, MARTAPURA - Salah seorang ulama kharismatik Kalimantan Selatan, KH Asmuni atau Guru Danau, meninggal dunia, Jumat (2/2) sore atau bertepatan 21 Rajab 1445 Hijriah.

Berdasarkan informasi dihimpun, ulama yang menetap di Danau Panggang, Hulu Sungai Utara (HSU) tersebut sedang sakit dan dikabarkan dalam kondisi kritis, Kamis (1/2) malam.

Akhirnya beberapa jam berselang, tersiar kabar soal kepergian Guru Danau di media sosial. Selanjutnya ucapan duka dan belasungkawa membanjiri beranda warganet.

Termasuk pula video pesan Guru Danau terkait Pemilu 2024. Dalam video berdurasi 1 menit 12 detik, Guru Danau mengatakan tiga calon di Pilpres 2024 adalah kawan beliau.

"Yang tiga calon itu suah (pernah) ke rumahku. Pertama Mahfud MD suah ke rumah ku, Prabowo suah ke rumahku, Cak Imin suah ke rumah ku. Jadi aku kada umpat (tidak ikut) ke mana-mana. Umpat ini katiya kawanku, umpat itu kawanku jua," sebut Guru Danau dalam video.

"Jadi kita ini (ikut) instruksi pemerintah. Kita handak (menjelang) pemilu ini bedamai haja. Jangan handak maolah (bikin) masalah. Handak mancucuk (mencoblos) yang mana, cucuk ha situ," sambungnya.

Guru Danau dilahirkan di Danau Panggang. Diperoleh dari berbagai sumber, Guru Danau dituliskan lahir 1951, tetapi adapula yang menyebut 1955 dan 1957. Nama 'Danau' yang dilekatkan sebenarnya merupakan nama tempat kelahiran.

Guru Danau adalah anak ketiga dari pasangan Haji Masuni dan Hajjah Masjubah. Masuni merupakan warga Danau Panggang, sedangkan sang ibu berasal dari Marabahan.

Guru Danau menempuh pendidikan tingkat dasar di Madrasah Ibtidaiah di Pesantren Mu’alimin Danau Panggang dan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Mu’alimin Danau Panggang.

Kemudian meneruskan aliyah  di Pesantren Darussalam Martapura. Selama belajar di Pesantren Darussalam, Guru Danau juga belajar dengan sejumlah ulama berpengaruh, diantaranya Tuan Guru Semman Mulya, Tuan Guru Royanidan Tuan Guru Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.

Bahkan setelah memilik pengajian dan pesantren sendiri, secara rutin Guru Danau tetap mengikuti pengajian Abah Guru Sekumpul di Langgar Darul Aman maupun setelah pindah ke Langgar Ar-Raudah.

Setelah menamatkan pendidikan di Darussalam, Guru Danau dianjurkan Abah Guru Sekumpul untuk kembali belajar di Pesantren Datuk Kalampaian Bangil di Jawa Timur.

Setelah menuntut ilmu, Guru Danau membuka pengajian agama di Desa Bitin sejak tahun 1980 dan mengajar di Pesantren Salatiah. Kemudian mulai 1981, Guru Danau juga membuka pengajian di Danau Panggang sampai sekarang.