Kalsel

Pertama di Kalimantan, Poktan Budi Bakti HSS Segera Terima Sertifikat Beras Organik

apahabar.com, KANDANGAN – Kelompok Tani (Poktan) Budi Bakti Gambah Dalam Barat, Kecamatan Kandangan, Kabupaten HSS sudah…

Oleh Syarif
Peresmian Gudang Beras Poktan Budi Bakti Gambah Dalam Barat, Kecamatan Kandangan, Kabupaten HSS. Foto-Kominfo HSS

apahabar.com, KANDANGAN – Kelompok Tani (Poktan) Budi Bakti Gambah Dalam Barat, Kecamatan Kandangan, Kabupaten HSS sudah memproduksi belasan ton beras organik tiap panen.

Konsumennya saat ini, yakni para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten HSS Akhmad Mawardi mengungkapkan, pihaknya mendapatkan bocoran bahwa Poktan Budi Bakti akan segera menerima sertifikat organik.

Lebih membanggakan lagi ujarnya, Poktan Budi Bakti adalah satu-satunya kelompok tani yang akan memperoleh sertifikat tersebut di Kalimantan. “Tidak hanya se-Kalsel, tapi ini se Kalimantan,” ucapnya, saat peresmian Gudang Beras Poktan Budi Bakti, Kamis (1/10) kemarin.

Saat ini ungkapnya, Aparatur Sipil Negara (ASN) eselon 2 dan 3 dari semua SOPD disarankan mengkonsumsi beras organik. “Alhamdulillah bisa terpenuhi semua untuk ASN,” ucapnya.

Pengurus Poktan Budi Bakti, Budi Sucipto mengungkapkan, saat ini produksi beras organik baru sekitar 3 hektare. Tetapi, yang perlakuannya seperti organik, artinya dalam 1 hingga 3 tahun tidak menggunakan pestisida juga sekitar 5 hektare.

Budi menerangkan, produksi beras organik rata-rata sekitar 3,5 ton per hektare. Jadi, sekali panen bisa mencapai hampir 20 ton.

“Setahun biasanya bisa sampai 2 kali tanam,” ungkapnya.

Harga jual beras organik per kilogram Rp 15 ribu untuk beras siam mayang, dan Rp 13 ribu untuk beras inpari 9.

“Setelah ada sertifikat nanti harganya akan lebih, karena ada persyaratan khusus sehingga ada tambahan biaya,” tambahnya.

Bupati HSS Achmad Fikry bersyukur, melihat Poktan Budi Bakti makin berkembang.

Terkait akan menerima sertifikat organik, ia mengimbau perlu dipersiapkan hal-hal tertentu. Sebab menurutnya, akan ada kemungkinan besar orang berdatangan, baik sekadar memesan produk beras organik maupun ingin belajar budidaya organik.

“Jangan sampai, ketika ada peningkatan permintaan akan produk ini, stoknya malah tidak tersedia. Tentunya ini akan sangat merugikan kita,” tuturnya.

Sertifikat organik itu ujarnya, bisa lebih meyakinkan orang bahwa Poktan Budi Bakti benar memproduksi beras organik.

Achmad Fikry mengakui, sejak beberapa bulan lalu ia sudah beralih, serta rutin mengkonsumsi beras organik.

“Enak dan secara sugesti kita merasa aman bagi kesehatan, dan yang penting tidak lagi bersentuhan dengan zat kimia,” ujarnya.

Ia berharap, Ketua Poktan Budi Bakti melakukan koordinasi dan mengajak kelompok-kelompok tani lain untuk ikut dalam memproduksi beras organik.

Achmad Fikry juga mengajak masyarakat, mulai sekarang untuk menggalakkan menanam beras organik. Yakni, mengalihkan proses tanam padi yang tergantung pupuk dan obat-obat kimia, ke penggunaan pupuk dan obat yang berbahan organik.