Pernah Terjadi di Kalimantan, Ini ‘Siklon Borneo’ Penyebab Hujan Deras

Fenomena Siklon Borneo rupanya bukan sekali ini terjadi. Pada 11 sampai 13 Januari 2018 lalu, fenomena itu juga pernah melanda bagian barat Pulau Kalimantan

Ilustrasi hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kalimantan akibat Siklon Borneo (Foto: Antara)

apahabar.com, JAKARTA - Hujan deras masih mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia pada awal Maret. Ini sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan fenomena itu berlangsung mulai Kamis (2/3) sampai Jumat (3/3).

Peneliti Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, pada Kamis (2/3) mengungkapkan hujan deras disertai angin kencang yang melanda Indonesia disebabkan dua fenomena langka. Salah satunya, Vorteks Borneo atau Siklon Borneo.

Fenomena tersebut merupakan pusaran angin yang memiliki radius putaran pada skala meso, yaitu antara puluhan hingga ratusan kilometer. Erma menyebut Siklon Borneo mulai terbentuk dekat ekuator di atas Laut Cina Selatan.

Namun, tak berselang lama, Erma kembali mengabarkan bahwa Siklon Borneo sudah mulai meluruh. Sisa peluruhan berupa angin kencang yang berasal dari utara itu kini mengarah ke Pulau Jawa.

Di sisi lain, sambung si peneliti, Jawa merupakan pusat konvergensi. Sehingga, angin dari Samudra Hindia pun bergerak menuju pulau tersebut yang lantas menimbulkan hujan tiada henti.

“Hujan mulai masuk dan meluas ke Jabodetabek sejak subuh hari ini (2/3). Hujan ini berpola tapal kuda atau bumerang, yang menunjukkan sistem badai terbentuk dalam hujan tersebut, yang disebut dengan bow-echo,” cuitnya melalui akun @EYulishatin, dikutip Jumat (3/3).

Pernah Terjadi di Kalimantan

Fenomena Siklon Borneo rupanya bukan sekali ini terjadi. Pada 11 sampai 13 Januari 2018 lalu, fenomena itu juga pernah melanda bagian barat Pulau Kalimantan, yang lantas membuat hujan lebat disertai angin kencang mengguyur berbagai daerah.

Isnoor dkk dalam jurnal Studi tentang Fenomena Borneo Vortex terhadap Variabilitas Awan di Kalimantan Barat (2018) menyebut ada kumpulan awan konvektif tebal yang disinyalir adalah penyebab terjadinya cuaca ekstrem.

Terlihat bahwa terdapat pusaran dengan pusat tekanan rendah berada di wilayah perairan barat laut Pulau Kalimantan. Arah putaran pusaran berlawanan arah dengan jarum jam yang menjadi karakteristik khusus pada fenomena Borneo Vortex.

Pada daerah pusat tekanan rendah, terjadi pergerakan udara secara konvergensi. Massa udara basah yang diakibatkan Suhu Permukaan Laut hangat di Utara dan Selatan Pulau Kalimantan, tertarik ke arah tekanan rendah tersebut. 

Akibatnya, terjadi aliran udara secara konvergensi yang menyebabkan udara bergerak ke atas (ascent). Inilah yang menyebabkan munculnya awan konvektif, di mana tumbuh lantaran gaya dorongan ke atas itu.

Umumnya, awan tersebut sangat besar dan tebal, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat. Selain itu, teramati juga terdapat Siklon Tropis Joyce di bagian Barat Australia.

Hal tersebut menambah tarikan massa udara yang kuat di atmosfer. Sehingga, membuat kondisi atmosfer semakin tidak stabil dan memperkuat pengaruh konvektif di wilayah Kalimantan Barat.