Nasional

Pernah Gagal, Pemerintah Pusat Mau Bangun Pabrik Gula di Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Rencana pemerintah pusat membangun pabrik gula di Kalsel bakal tak semudah membalikan telapak…

Ilustrasi pabrik gula. Foto-Istimew

apahabar.com, BANJARMASIN – Rencana pemerintah pusat membangun pabrik gula di Kalsel bakal tak semudah membalikan telapak tangan.

Setelah meresmikan pabrik di Blitar, pemerintah berencana membangun sembilan pabrik lagi di sejumlah wilayah lain. Seperti di Sumba Timur, NTB, Lampung, OKI, Sumsel, Bombana Sulteng, Blora Jateng, Lamongan dan Kalsel.

Kalsel menjadi salah satu daerah yang ditarget pemerintah punya satu pabrik gula rakyat.

Namun, pabrik gula rakyat sebenarnya bukan hal asing bagi masyarakat Kalsel, khususnya Kabupaten Tanah Laut. Era 1982-1999, Kalsel pernah punya pabrik gula di Pelaihari. Sempat belasan tahun berjaya, pabrik aspirasi masyarakat itu akhirnya gulung tikar.

apahabar.com bertemu dengan Imam Suprastowo. Dia adalah pegawai perusahaan Gula milik pemerintah yang dulunya bernama PTP2425 (PTP XXIV-XXV) (Persero) Proyek Gula I Pelaihari, pada tahun 1982.

Dulu, Pelaihari dikenal sebagai pemasok gula bagi masyarakat Kalsel, bahkan nasional karena keberadaan pabrik guna mempercepat swasembada gula itu.

“Saya dulu orangnya pabrik gula. Saya di sini (Kalsel) dulu dikirim pabrik gula tahun 1982,” kata Imam.

Imam yang kini Ketua Komisi II DPRD Kalsel menceritakan sepak terjang pabrik gula di masanya itu. Pabrik gula yang didirikan pemerintah, beroperasi sejak 1982 sampai 1999. Ditutupnya pabrik yang sudah beroperasi selama kurang lebih 17 tahun lantaran jumlah produksi yang tak memuaskan.

Imam menceritakan rendemen atau perbandingan hasil air tebu menjadi gula tak mencapai perbandingan sepadan. Hal itu menyebabkan kurangnya jumlah target produksi harus dicapai.

“Kalau tidak salah, targetnya sehari memproduksi gula 30 ribu ton,” sambung Imam.

Dengan luas perkebunan sebesar 15 ribu hektare tebu plasma, pabrik pemerintah itu tidak mampu menghasilkan produksi 30 ribu ton gula perhari. “Tanahnya kurang cocok untuk tebu,” tuturnya.

Area perkebunan tebu itu kini sudah menjadi perkebunan sawit. Yang dikelola perusahaan. Menanggapi porgram pemerintah untuk kembali mendirikan pabrik gula rakyat di Kalsel, Imam pesimis. Legislator Rumah Banjar ini meminta pemerintah mengkaji kembali rencana pembangunan pabrik gula tersebut.

Baca Juga: Pabrik Penggilangan Padi di Jelapat Terbakar

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhilah