Kalsel

Permintaan Tinggi, Susahnya Cari Pendonor Plasma Konvalesen Penyintas Covid-19 di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Stok darah plasma konvalesen penyintas Covid-19 di UTD Palang Merah Indonesia (PMI) Kota…

Ilustrasi seorang tenaga kesehatan mengecek inpus. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN – Stok darah plasma konvalesen penyintas Covid-19 di UTD Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin sangat terbatas.

Alasannya karena pemilik darah dari pasien sembuh terinfeksi Covid-19 sulit dicari.

Sementara, mereka merupakan pendonor utama plasma konvalesen.

Pihaknya juga belum pernah menerima data perkembangan pasien yang menerima transfusi plasma tersebut.

“Kami belum ada data terkait hal itu,” ujar Kepala UTD PMI Kota Banjarmasin, Aulia Ramadhan Supit.

Tetapi, ia mengungkapkan kondisi tersebut tidak sepenuhnya mempengaruhi penyembuhan atas pasien penderita Covid-19.

“Kita tetap berusaha mencari data baik dari Bapelkes maupun dari pihak Rumah Sakit yang menangani pasien Covid-19,” ungkap dia.

Tak hanya itu, Aulia juga mengungkap kendala lain yang dialami UPT PMI Banjarmasin. Yakni soal alat untuk menyimpan darah plasma konvalesen.

“Kita tidak bisa menyetok karena keterbatasan alat dalam proses penyimpanan plasma konvalesen,” ungkapnya.

Menurutnya, jika tidak diberikan langsung kepada pasien, komponen plasma konvalesen sendiri bisa berkurang dan akan mengurangi tingkat penyembuhannya.

“Minimal harus disimpan di suhu -30°C untuk menjaga komponennya. Soalnya, setelah selesai dan jadi, plasma itu harus dibekukan terlebih dahulu agar tidak ada yang berkurang komponennya,” jelasnya.

Jika sudah dibekukan, plasma konvalesen tersebut bisa bertahan hingga 6 bulan lamanya.

Sebaliknya, jika tidak, plasma tersebut maksimal bertahan hanya selama 24 jam.

“Jadi harus segera ditransfusikan kepada pasien yang membutuhkan,” tukasnya.

Plasma konvalesen digunakan untuk terapi pasien Covid-19.

Diberikan dengan cara mengambil plasma darah yang mengandung antibodi dari donor.

Kemudian ditransfusikan kepada pasien yang membutuhkan.

Terlepas dari itu, Aulia menegaskan, bahwa apa yang diupayakan oleh PMI Kota Banjarmasin dalam hal penanggulangan pandemi Covid-19 ini sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

“Jadi sampai saat ini alhamdulillah PMI sudah mulai banyak menerima permintaan plasma, namun masih terkendala alat untuk penyimpanan plasma konvalesen tadi,” pungkasnya.