Nasional

Peristiwa 11 Maret: Kamikaze hingga Kontroversi Supersemar

apahabar.com, JAKARTA – Beragam peristiwa penting pada 11 Maret tercatat dalam lembaran sejarah. Sebut saja perang…

Presiden Soekarno memberikan Supersemar kepada Letjen Soeharto. Foto-Istimewa

apahabar.com, JAKARTA – Beragam peristiwa penting pada 11 Maret tercatat dalam lembaran sejarah. Sebut saja perang Vietnam, atau bom di Kota Madrid, Spanyol.

Dari sederet peristiwa itu, yang paling kontroversi dan masih menyimpan misteri sampai sekarang adalah Surat Perintah 11 Maret (Supersemar).

Surat ‘sakti’ itu antara lain sebagai penanda alih pimpinan republik ini dari Presiden Sukarno ke Soeharto.

Berikut ini sejumlah peristiwa penuh sejarah yang terjadi pada tanggal hari ini, sebagaimana ditulis Okezone, Senin (11/3/2019).

11 Maret 1945

Pada 11 Maret 1945, pasukan Jepang melakukan kamikaze atau serangan bunuh diri dengan menabrakkan pesawat ke arah pasukan Amerika Serikat (AS) di Atol Ulithi, Samudera Pasifik.

Akibat tindakan itu, 13 pesawat tempur Jepang hancur dan sebanyak 60 tentaranya meninggal dunia. Sementara Amerika Serikat menderita kerugian berupa kerusakan kapal induk dan 26 tentara tewas.

11 Maret 1966

Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, pada 11 Maret 1966 memberikan surat perintah kepada Jenderal Soeharto yang menjabat Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).

Melalui surat itu, Soeharto diperintahkan untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketertiban, dan jalannya pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mandat tersebut kini dikenal dengan sebutan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Singkat cerita, hingga kini surat tersebut masih menyimpan kontroversi yang mendalam. Probosutedjo, adik Soeharto, tulis Historia mengungkapkan bahwa tidak ada kalimat yang menyatakan untuk membubarkan PKI di dalam Supersemar.

Ya pembubaran partai berhaluan komunis itu menjadi salah satu indikasi jika The Smiling General tidak melaksanakan tersebut dan mengambil tindakan sendiri di luar perintah Sukarno.

Baca Juga:Perbedaan Pilihan di Pemilu, Ini Kata Mbah Moen

11 Maret 1975

Pada 11 Maret 1975 terjadi perang Vietnam atau dikenal juga dengan sebutan Perang Indocina II. Perang ini terjadi antara 1957 dan 1975. Perang tersebut merupakan bagian dari perang dingin antara dua kubu ideologi besar yakni Komunis dan SEATO.

Vietnam kala itu terbelah dua yaitu Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara). Keduanya berperang.

Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru, dan Filipina (dengan bantuan militer Taiwan dan Spanyol) bersekutu dengan Vietnam Selatan. Sedangkan Uni Soviet, Tiongkok, Korea Utara, Mongolia, dan Kuba mendukung Vietnam Utara yang berideologi komunis.

Jumlah korban meninggal akibat perang ini diperkirakan mencapai lebih dari 280.000 orang di pihak Vietnam Selatan dan lebih dari 1.000.000 jiwa di pihak Vietnam Utara.

Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, terutamanya Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara Barat lainnya. Akibatnya di negara-negara tersebut bisa ditemukan komunitas Vietnam yang cukup besar.

Setelah berakhirnya perang ini, kedua Vietnam bersatu, tepatnya pada 1976, dan Vietnam menjadi negara komunis. Salah satu korban paling terkenal dari Perang Vietnam ini adalah Kim Phuc.

11 Maret 1985

Pada 11 Maret 1985, politikus Rusia yakni Mikhail Gorbachev resmi menjabat sebagai pemimpin Uni Soviet. Dia menggantikan Konstantin Chernenko yang wafat sehari sebelumnya.

Gorbachev menjabat selama enam tahun hingga bubarnya Uni Soviet pada 1991. Pada masa pemerintahannya, ia melakukan perubahan besar-besaran dalam sistem perekonomian dan politik yang secara langsung maupun tidak langsung memicu bubarnya Uni Soviet.

Gorbachev adalah penerima Nobel Perdamaian pada 1990 dan penerima pertama Penghargaan Kebebasan Ronald Reagan dari mantan seterunya, Ronald Reagan, pada 1992.

11 Maret 2004

Pada 11 Maret 2004 terjadi ledakan bom di “Negeri Matador”. Serangan bom itu berlangsung di dalam empat kereta komuter Cercanías di Kota Madrid, Spanyol.

Dalam ledakan hebat itu dilaporkan ada 192 korban jiwa dan 2.050 korban luka-luka. Ledakan bom ini diklaim sebagai serangan teroris terparah di Eropa setelah peristiwa Lockerbie pada 21 Desember 1988.

Dalam serangan ini dikabarkan ada 13 bom, 10 di antaranya meledak. Korban jiwa berasal dari banyak negara yakni Spanyol, Rumania, Kuba, Cile, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, Guinea Bissau, Honduras, Maroko, Peru, dan Polandia.

Baca Juga:Perjalanan KRL dari Stasiun Depok Belum Normal

Editor: Fariz