Pemkab Barito Kuala

Peringatan Sumpah Pemuda Di Batola Penuh Warna

apahabar.com, MARABAHAN – Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 di Barito Kuala…

Suasana peringatan Hari Sumpah Pemuda di Halaman Kantor Bupati Barito Kuala, Senin (28/10). Foto-Humpro Setda Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 di Barito Kuala lebih berwarna.

Perbedaan dimulai dari pelaksana upacara yang diembankan kepada pengurus teras Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Batola.

Kemudian upacara yang dipimpin Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, ini diikuti Forkopimda, organisasi wanita, pejabat eselon, TNI, Polri, BNNK, Satpol PP, Korpri dan pelajar ini juga diwarnai pakaian adat.

Pakaian tersebut dikenakan beberapa sepuluh pasangan muda-mudi. Siswa-siswi SMA 1 Marabahan ini di antaranya mengenakan pakaian adat Banjar, Jawa, Dayak, Minangkabau dan Papua.

Terlepas dari pakaian adat yang mereka pakai, Batola sendiri dihuni beragam suku. Selain mayoritas Banjar, juga Dayak Bakumpai, Jawa, Batak, Madura, Sunda, Bugis, Lombok, Bali hingga Papua.

Fakta ini sejalan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 yang mengambil tema ‘Bersatu Kita Maju’. Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen pemuda yang diikrarkan 28 Oktober 1928.

“Untuk memperkuat komitmen tersebut, pemuda harus memiliki karakter moral dan kinerja, beriman dan bertakwa, berintegritas tinggi, jujur, santun, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan tuntas,” papar Noormiliyani yang membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali.

“Pemuda pun mesti memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan yang mumpuni, serta harus memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional,” imbuhnya.

Diyakini tantangan pemuda sekarang dibanding pemuda-pemuda yang mengikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 tidak kalah berat. Penyebabnya antara lain perkembangan teknologi informasi.

“Perkembangan ini ibarat dua mata pisau. Bisa menjamin kecepatan informasi untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan guna meningkatkan sumber daya dan daya saing,” beber Noormiliyani.

“Tetapi di sisi lain mempunyai dampak negatif seperti pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme,” pungkasnya.

Baca Juga:Baru Peroleh Rp39 Miliar, Pemkab Batola Digaet Kanwil Dirjen Pajak

Baca Juga:Alfamart Dukung Program Pemkab Batola, Kurangi Penggunaan Kantong Plastik

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Puja Mandela