Perimenopause

Perimenopause, Fase Perempuan Menjelang Menopause

Perimenopause merupakan kondisi tubuh wanita menjelang masa menopause. Pahami gejalanya.

Masa perimenopause dialami perempuan menjelang masa menopause. Foto: istock photo

apahabar.com, JAKARTA - Perimenopause merupakan kondisi tubuh wanita menjelang masa menopause. Pahami gejalanya.

Melansir Mayo Clinic (11/10), Perimenopause, yang dapat diartikan sebagai "sekitar masa menopause," merujuk pada fase di mana tubuh mengalami transisi alami menuju menopause, yang menandai akhir dari periode reproduksi. Perimenopause juga dikenal sebagai transisi menuju menopause.

Wanita memasuki perimenopause pada berbagai usia. Tanda-tanda menuju menopause, seperti ketidakteraturan menstruasi, mungkin muncul pada usia 40-an, meskipun beberapa wanita sudah menyadari perubahan ini sejak pertengahan usia 30-an.

Selama perimenopause, tingkat estrogen hormon kunci bagi wanita fluktuatif secara tidak teratur. Menstruasi dapat menjadi lebih panjang atau lebih pendek, dan ovulasi mungkin tidak terjadi secara teratur. Gejala menopause seperti hot flashes, gangguan tidur, dan kekeringan vagina juga dapat terjadi. Untungnya, ada perawatan yang tersedia untuk membantu meredakan gejala ini.

Ketika Anda telah melewati 12 bulan tanpa menstruasi, Anda secara resmi mencapai menopause, menandai berakhirnya periode perimenopause.

Gejala Perimenopause

Penting untuk memahami gejala perimenopause. Foto: istock photo

Selama fase transisi menuju menopause, tubuh Anda mungkin mengalami beberapa perubahan, baik yang tampak jelas maupun yang kurang terlihat. Berikut adalah beberapa kemungkinan gejala, dikutip dari Mayo Clinic:

Haid tidak teratur

Ovulasi yang tidak terduga dapat menyebabkan perubahan dalam jangka waktu menstruasi, baik memanjang maupun memendek. Tingkat keberatan menstruasi juga dapat bervariasi, dan mungkin ada periode yang terlewatkan. Jika Anda mengalami perubahan terus-menerus selama tujuh hari atau lebih dalam siklus menstruasi, mungkin Anda sedang mengalami perimenopause dini. Jika jarak antara periode menstruasi mencapai 60 hari atau lebih, kemungkinan besar Anda sedang mengalami perimenopause terlambat.

Masalah tidur

Masalah tidur bisa disebabkan oleh rasa panas atau keringat malam, tetapi kadang-kadang tidur menjadi tidak teratur bahkan tanpa adanya hot flashes.

Perubahan suasana hati

Fluktuasi hormon dapat menyebabkan perubahan suasana hati, kepekaan berlebihan, atau bahkan risiko depresi selama perimenopause. Selain itu, gangguan tidur yang terkait dengan hot flashes juga dapat menjadi penyebab.

Masalah vagina dan kandung kemih

Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan kehilangan elastisitas dan pelumasan pada jaringan vagina, yang dapat membuat hubungan seksual menjadi menyakitkan. Kondisi estrogen rendah juga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih atau vagina, serta risiko inkontinensia urin.

Penurunan kesuburan

Dengan ovulasi yang tidak teratur, kemungkinan hamil menurun. Meskipun masih memungkinkan untuk hamil selama masih menstruasi, alat kontrasepsi disarankan hingga Anda telah melewati 12 bulan tanpa menstruasi jika ingin menghindari kehamilan.

Perubahan fungsi seksual

 Gairah dan hasrat seksual dapat mengalami perubahan selama perimenopause, meskipun jika Anda memiliki kehidupan seks yang memuaskan sebelumnya, kemungkinan besar ini akan berlanjut.

Perubahan kadar kolesterol

Penurunan estrogen dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah, termasuk peningkatan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau "jahat," yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sementara itu, kolesterol high-density lipoprotein (HDL) atau "baik" cenderung menurun seiring bertambahnya usia, juga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Pengobatan Perimenopause

Perimenopause memiliki berbagai pengobatan khusus. Foto: istock photo

Pengobatan perimenopause dapat disesuaikan dengan gejala dan kebutuhan individu. Berikut beberapa opsi pengobatan yang mungkin dipertimbangkan:

Terapi Hormon Penggantian (HRT)

HRT dapat membantu mengatasi gejala perimenopause dengan menggantikan hormon yang berkurang, seperti estrogen dan progestin. Namun, ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan hanya di bawah pengawasan dokter karena dapat membawa risiko tertentu, terutama dalam jangka panjang.

Terapi Hormon Bioidentik

Hormon bioidentik adalah hormon yang memiliki struktur kimia yang mirip dengan hormon alami dalam tubuh. Beberapa wanita memilih terapi hormon bioidentik sebagai alternatif HRT tradisional, meskipun keamanan dan efektivitasnya masih menjadi subjek penelitian.

Perubahan Gaya Hidup dan Pengobatan Komplementer
 -Perubahan Diet: Menerapkan diet sehat dengan fokus pada nutrisi penting, seperti kalsium dan vitamin D, dapat membantu menjaga kesehatan tulang.

 - Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi gejala dan mendukung kesehatan tulang.
- Manajemen Stres: Teknik manajemen stres, seperti meditasi, yoga, atau relaksasi, dapat membantu mengurangi gejala perimenopause.

- Suplemen Herbal: Beberapa wanita mencari bantuan dari suplemen herbal seperti black cohosh atau evening primrose oil, meskipun efektivitasnya belum sepenuhnya terbukti dan dapat bervariasi.
-Konseling atau Terapi Psikologis: Konseling atau terapi psikologis dapat membantu mengatasi perubahan emosional yang terkait dengan perimenopause.

Ilustrasi hidup sehat mengatasi perimenopause. Foto: istock photo

Sebelum memulai pengobatan apa pun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi gejala Anda, mendiskusikan opsi pengobatan yang tersedia, dan menentukan rencana pengobatan yang paling sesuai untuk kebutuhan individu Anda.

Keputusan mengenai pengobatan perimenopause harus dibuat berdasarkan evaluasi medis menyeluruh dan pemahaman yang jelas tentang risiko dan manfaat masing-masing opsi.