Kalsel

Perhitungan Suara Pilgub Kalsel di Kabupaten Banjar Paling Lambat, Tim Denny-Difri Menaruh Curiga

apahabar.com, MARTAPURA – Lambatnya progres rekapitulasi suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan di Sirekap KPU menuai…

Ketua Tim Pemenangan H2D wilayah Kabupaten Banjar, H Muhammad Rofiqi. Foto-istimewa.

apahabar.com, MARTAPURA – Lambatnya progres rekapitulasi suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan di Sirekap KPU menuai kecurigaan dari tim Paslon 02 H Denny Indrayana – H Difriadi Darjat (H2D).

Pasalnya, terpantau di laman pilkada2020.kpu.go.id, Jumat (11/12) pukul 19.30 Wita, data suara yang masuk untuk Pilgub Kalsel dari Kabupaten Banjar yang paling lambat, juga persentase dan total suaranya paling sedikit dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya se-Kalsel.

Paling lambat kedua dalam hal mengumpulkan data suara adalah Kota Banjarmasin, yang notabenenya paling banyak pemilih, yakni 448.157 orang. Persentasenya, 19.85 persen dengan total 46.711 suara atau 239 TPS dari total 1.199 TPS.

Sedangkan Kabupaten Banjar dengan pemilih terbanyak kedua yaitu 389.993 orang, baru memasukkan data 11.70 persen atau total 31.823 suara atau 150 TPS dari total 1.273 TPS se- Kabupaten Banjar.

Di Kabupaten Banjar, Paslon 01 H Sahbirin Noor – H Muhidin (BirinMu) mengemas 20.143 suara, sedangkan sang penantang, Paslon 02 H2D baru 11.680 suara.

Sebagai perbandingan dengan wilayah paling cepat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) misalnya, sudah mencapai 85.27 persen dengan total 73.708 suara di 469 TPS dari total 550 TPS.

Hal ini menjadi perhatian serius Ketua Tim Pemenangan H2D wilayah Kabupaten Banjar, H Muhammad Rofiqi.

“Saking lambannya perhitungan, Kabupaten Banjar kalah dengan daerah lain yang bahkan aksesnya lebih susah,” kata Rofiqi kepada apahabar.com, Jumat (11/12).

“Ini menjadi perhatian buat kami tim Paslon 02, karena Kabupaten Banjar ini kami anggap sebagai zona merah,” sambung Ketua DPRD Banjar ini.

Bukan tanpa alasan, Rofiqi mencontohkan kasus-kasus pemilu yang terjadi di Kabupaten Banjar. “Seperti kemarin di salah satu desa di Kecamatan Sungai Tabuk, ada surat suara yang sudah tercoblos untuk paslon 01, yang saat ini sudah proses di Sentra Gakkumdu,” papar Rofiqi.

Lebih lanjut Ketua DPC Gerindra Kabupaten Banjar mengatakan, pada Pemilu Serentak 2019 lalu juga ada menorehkan kasus, seperti kotak suara yang sempat raib, Ketua PPK yang tiba-tiba menghilang, serta kasus penggelembungan suara di Karang Intan.

Perihal lambatnya rekapitulasi suara di Sirekap KPU, Rofiqi menilai, di balik itu ada tujuan tertentu.

“Tentu ini jadi pertanyaan bagi kita, apakah ini disengaja atau tidak. Tapi kami yakin bahwa ada udang di balik batu dari semua ini, karena saking tipisnya kemenangan, maka satu suara pun sangat berarti,” tandasnya.

Untuk itu, kata Rofiqi, tim H2D sudah sejak kemarin mengintensifkan penjagaan terhadap semua hal-hal yang berpotensi terjadinya kecurangan.

“Kami mohon kepada masyarakat Kabupaten Banjar agar sama-sama menjaga integritas kita sebagai manusia yang berbudaya. Karena apa, hasil pemilu yang dicurangi, saya kira itu adalah suatu kemunduran dari demokrasi,” pungkasnya.

Ketua KPU Kabupaten Banjar, H Muhaimin. Foto-apahabar.com/HendraLianor

KPU Sebut Ada Gangguan Server

Ketua KPU Kabupaten Banjar, H Muhaimin mengatakan, terjadi gangguang jaringan server KPU yang down sejak hari pertama penghitungan suara.

“Jaringan server KPU lagi down karena banyak yang memakai. Tadi kita sudah rapat dan mengatasinya dengan rekap manual untuk membackup Sirekap, dan nanti langsung kita onlinekan di Sirekap. Mudah-mudahan ini lebih cepat,” jelas Muhaimin.

Ia menjelaskan, sistem penginputan data dari KPPS langsung, sehingga hasil suara dapat dilihat cepat.

“Tapi karena ada kendala gangguan itu, sehingga jadi lambat. Nah hari ini sudah mulai pleno di tingkat kecamatan, semoga nanti lebih cepat penginputan di Sirekap,” imbuh Muhaimin.

Ketua KPU Banjar mengakui, ada kekhawatiran dari salah satu Paslon Pilgub Kalsel, dan datang langsung ke KPU untuk mempertanyakan hal tersebut.

Ia mengaku sudah meyakinkan bahwa tidak ada niat untuk memperlambat. Saat ini ungkapnya, semua kotak suara sudah berada di kecamatan, dan dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI.

“Sehingga tidak ada kesempatan untuk membuka atau merubah, bahkan masuk aja tidak boleh. Apalagi kan hasil suara sudah difoto para saksi dan Panwas, sehingga tidak mungkin untuk merubah,” pungkasnya.