Hot Borneo

Pererat Silaturrahmi Antar Etnis, FPK Kalsel Gelar Buka Puasa Bersama

apahabar.com, BANJARMASIN – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar kegiatan buka puasa bersama di…

Suasana buka puasa bersama Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Kalsel di Restoran Lima Rasa Banjarmasin, Senin (25/4). Foto-apahabar/Riki

apahabar.com, BANJARMASIN – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar kegiatan buka puasa bersama di Restoran Lima Rasa, Banjarmasin, Senin (25/4).

Ajang ini menjadi salah satu rangkaian untuk lebih mempererat tali silaturrahmi ke-30 etnis yang tergabung dalam FKP Kalsel.

"Buka puasa bersama ini merupakan kegiatan rutin kami untuk terus solid dalam menjaga keberagaman," kata Wakil Ketua FPK Kalsel, Arifin Suritiyono, usai acara.

Sejauh ini, keberagaman di Bumi Lambung Mangkurat cukup baik. Oleh karenanya, kata Arifin, kondisi kondusif seperti itu harus terus dijaga, bahkan melalui silaturrahmi forum-forum kecil sekalipun.

"Kalau sudah ada terlihat sedikit gejolak, FPK langsung turun untuk berupaya tetap menjaga perdamaian," ujarnya.

Terpisah, Ketua FPK Kalsel Ali Musa Siregar menambahkan momentum buka puasa bersama bertujuan merangkul antar etnis. Hal ini agar suasana keberagaman di Kalsel tetap kondusif.

"Agar tetap terjaga silaturrahmi antar paguyuban yangg ada, sehingga bisa menciptakan rasa damai, tenteram di tengah masyarakat Banua, dan Indonesia secara umum," ujarnya.

Sebagai informasi, FPK adalah organisasi yang berdiri di bawah bendera Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).

FPK merupakan wadah informasi, komunikasi, konsultasi, dan kerjasama antara warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara, dan mengembangkan pembauran kebangsaan.

Penyelenggaraan pembauran kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, ertnis melalui interaksi sosial dalam bidang bahsa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan, dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, dan etnis masing-masing dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.