Kalsel

Perempuan dalam Budaya Patriarki di Kalsel: Sumur, Dapur, dan Kasur

apahabar.com, BANJARMASIN – Budaya patriarki dirasa masih mengintai peran perempuan dalam menempuh karier di Kalimantan Selatan….

Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak, DPD PDI Perjuangan Kalsel, Hanna Muthmainna (berdiri). Foto-apahabar.com/Muhammad Robby

apahabar.com, BANJARMASIN – Budaya patriarki dirasa masih mengintai peran perempuan dalam menempuh karier di Kalimantan Selatan.

“Sejak zaman dahulu hingga sekarang, budaya patriarki di Indonesia khususnya Kalsel masih terjadi,” ucap Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak, DPD PDI Perjuangan Kalsel, Hanna Muthmainna kepada apahabar.com, Rabu (12/2) pagi.

Meski pun sudah ada emansipasi wanita, kata dia, namun tak bisa dimungkiri bahwa budaya patriarki masih hidup. Apalagi dalam kancah perpolitikan.

“Meski begitu sebagai perempuan tak boleh menjadi orang yang lemah. Kita diberikan hak yang sama untuk memperoleh pendidikan tinggi,” kata perempuan berkulit putih ini.

Sebagai perempuan, sambung dia, tentu tak hanya memiliki tugas dalam lingkup domestik, tapi juga peran publik.

Zaman dahulu, kata Hanna, peran perempuan hanya sebatas persoalan sumur, dapur, dan kasur. Namun hari ini dunia kian berkembang di era revolusi industri 4.0. Perempuan pun memiliki tugas yang lebih luas demi menjaga tantangan zaman.

“Akan tetapi, terpenting adalah masih dalam ranah positif dan wajar,” jelasnya.

Kemudian, menurut Hanna, perempuan harus membuka diri atau out of the box. Dengan cara mau belajar dan menerima tantangan yang ada.

“Ketika terjebak dalam budaya patriarki, di mana terkadang kaum laki-laki tak memberikan kesempatan kepada perempuan, maka jangan menyerah begitu saja,” cetusnya.

Dari masa ke masa sangat banyak tokoh perempuan yang lahir di Indonesia. Mereka telah melewati pahit getirnya kehidupan karena terjebak dalam kebimbangan antara karier dan rumah tangga.

“Itu bisa dijadikan motivasi untuk meraih kesuksesan,” tegasnya.

Menurutnya, jangan sampai karier menghambat rumah tangga atau bahkan sebaliknya.

Adapun tokoh perempuan yang menjadi sumber inspirasi baginya di Indonesia adalah Megawati Soekarno Putri, Puan Maharani, dan Sri Mulyani.

“Intinya di era sekarang, perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam kehidupan. Bukan hanya sebagai ibu rumah tangga, tapi juga memiliki peran dalam sosial masyarakat,” pungkasnya.

Baca Juga: Bagaimana Perempuan Banjar dalam Konteks Feminisme, Kunjungi Basurah 1.1

Baca Juga: Tembus Ratusan Kasus, Pernikahan Dini di Kaltim Dominan Perempuan

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah