Percepat Migrasi Elektrifikasi, Subsidi Pembelian Motor Listrik Berlaku Maret

Pemerintah akan memberikan subsidi tiap pembelian motor listrik yang berlaku Maret 2023. Langkah ini sebagai percepatan migrasi dari kendaraan berbahan bakar mi

Produsen kendaraan asal China, Yadea memperkenalkan motor listrik Keeness yang dilengkapi dengan teknologi TTFAR. Foto: apahabar.com/DF

apahabar.com, BANJARMASIN - Pemerintah akan memberikan subsidi tiap pembelian motor listrik yang berlaku Maret 2023. Langkah ini sebagai percepatan migrasi dari kendaraan berbahan bakar minyak ke elektrikfikasi.

Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) resmi menetapkan telah menetapkan insentif atau subsidi untuk kendaraan listrik sebesar Rp7 juta.

Hal itu juga pernah disampaikan oleh Presiden Jokowi pada saat pembukaan pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) yang menginginkan kendaraan roda dua mendapat subsidi terlebih dahulu dibandingkan dengan kendaraan roda empat.

Bukan tanpa sebab, Presiden Jokowi menilai perkembangan industri di roda dua sangat berkembang pesat. Terbukti pada 2022 penjualan kendaraan roda dua mencapai 5.221.470 unit atau naik sebesar 3,2 persen dari tahun sebelumnya.

Tidak hanya memiliki catatan yang positif melalui penjualan dalam negeri, kendaraan roda dua juga mencatatkan penjualan yang positif melalui pasar ekspor. Pada 2022, ekspor untuk kendaraan roda tercatat sebanyak 743.551 unit.

Yang pasti, insentif pemerintah yang membuat kendaraan listrik roda dua semakin terjangkau akan mendorong lebih cepat peralihan dari kendaraan bermesin konvensional dan berbahan bakar fosil menuju kendaraan non emisi yang ramah lingkungan.

Pemberian subsidi ini juga untuk mendorong minat masyarakat beralih ke kendaraan ramah lingkungan, mendukung keberlangsungan lingkungan, dan mengurangi bahkan menghentikan ketergantungan terhadap BBM yang konsumsinya sudah mencapai 70 miliar liter per tahun.

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Riyanto mengapresiasi langkah pemerintah yang bergerak cepat untuk memberikan subsidi kendaraan listrik di segmen roda dua.

Hal ini dikatakan oleh Riyanto akan memberikan dampak positif kepada pemilik kendaraan listrik, karena akan membuat biaya total beli dan pengoperasian keseharian atau Total Cost Ownership (TCO) lebih terjangkau.

"Karena harga jadi mendekati dan sangat kompetitif dengan sepeda motor konvensional. Dan tentunya, TCO sepeda motor listrik menjadi lebih murah dibandingkan TCO sepeda motor konvensional," kata Riyanto dilansir Antara, Selasa (22/2/2023).

Dia juga sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufik Bawazier beberapa waktu yang lalu untuk memberikan insentif ini kepada masyarakat yang berhak.

"Nah ini yang repot. Aslinya sih subsidi untuk yang tidak mampu ya. Bagus juga kalau yang mendapatkan yang masyarakat menengah bawah," ucap dia.

Memang benar, Taufik Bawazier di sela-sela arena pameran otomotif tahunan di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, menginginkan adanya jalinan kerja sama antarinstansi agar subsidi diberikan secara tepat dan komperhensif.

Langkah pemerintah dalam memberikan insentif untuk kendaraan listrik roda dua di Indonesia, juga didukung oleh pakar otomotif yang sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu.

Dia mengatakan bahwa langkah pemerintah untuk mendorong pengguna kendaraan konvensional roda dua yang saat ini banyak didominasi oleh kaum milenial sangat tepat waktu.

"Subsidi Rp7 juta untuk kendaraan roda dua akan berpotensi meningkatkan minat masyarakat, terutama kepada generasi mudanya untuk bereksperimen mengkonversi sepeda motornya," ujar dia.

Meski begitu, pemerintah perlu mempertimbangkan banyak hal ke depannya. Komponen utama dari kendaraan yaitu baterai, yang masih menjadi kendala dan harus dipertimbangkan bersama dengan instansi terkait.

Yannes mengharapkan pemangku kepentingan industri ini, termasuk pemerintah, lebih fokus dalam pengembangan industri baterai, di mana bahan bakunya banyak tersedia di alam Indonesia.

"Idealnya pemerintah perlu segera mendorong produksi motor elektrik, battery pack lengkap dan controller di dalam negeri," pinta dia.

Baca Juga: Indonesia dan China Terus Perkuat Kerja Sama Investasi, 5 Sektor Jadi Prioritas Tiongkok