Perawatan Pribadi Menjadi Penyumbang Tertinggi Inflasi Kalsel

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Maret 2025 sebesar 1,20 persen.

Ilustrasi inflasi Kalsel. Foto: iStock

bakabar.com, BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Maret 2025 sebesar 1,20 persen.

Angka ini menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,32 pada Maret 2024 menjadi 107,60.

Hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks dengan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi tertinggi sebesar 12,79 persen.

"Kenaikan ini menjadi pendorong utama inflasi tahun ke tahun," jelas Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, baru tadi.

Kelompok transportasi juga mencatat inflasi signifikan sebesar 2,60 persen. Disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,56 persen serta kelompok kesehatan sebesar 2,30 persen.

Namun, ada dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan. Yakni kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang turun 7,17 persen dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,07 persen.

Komoditas yang menyumbang inflasi y-on-y terbesar antara lain emas perhiasan, ikan gabus, tarif parkir, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin.

Sedangkan untuk inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m), yang tercatat sebesar 1,59 persen, disumbang oleh naiknya harga tarif listrik, bawang merah, serta cabai rawit.

Menariknya, inflasi sejak awal tahun (year-to-date/y-to-d) justru mengalami deflasi sebesar 0,43 persen.

"Beberapa komoditas yang menyumbang deflasi bulanan antara lain bayam, angkutan udara, ayam ras, dan kangkung," papar Martin.

"Kondisi ini menunjukkan dinamika harga kebutuhan pokok dan jasa yang cukup fluktuatif, terutama menjelang Ramadan yang ikut memicu kenaikan beberapa komoditas," tambahnya.

Inflasi ini menjadi perhatian penting dalam menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga di daerah.