Lawan Hoax

Perangi Hoax, HCC Indonesia Umumkan Pemenang Kompetisi Video Anti Hoax

Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia umumkan pemenang Kompetisi Video Anti Hoax di Pesta Demokrasi 2024, Minggu (10/12). Peserta dari seluruh daerah di Indonesia.

Penyerahan hadiah kompetisi video antihoax, Hoax Crisis Centre (HCC) Indonesia. Sumber: HCC Indonesia

apahabar.com, JAKARTA - Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia mengumumkan pemenang "Kompetisi Video Anti Hoax di Pesta Demokrasi 2024", Minggu (10/12). Pengumuman dan penyerahan hadiah diadakan di Warung Kopi Tegak Lurus Pancasila, Jalan Pancasila V, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Pengumuman itu digelar secara hybrid yakni offline dan live streaming di instagram Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia. Hadir dalam pengumuman itu KPU Kalbar, Bawaslu Kalbar, Kesbangpol Kalbar, Ketua PWI Kalbar dan Polda Kalbar. Hadir juga AJI Pontianak, IJTI Kalbar, FJPI Kalbar dan Fojheka. Lalu ada juga sejumlah komunitas, siswa SMA di Kota Pontianak serta mahasiswa.

Para pemenang kompetisi itu yakni, Juara I atas nama Yasin Hidayat asal Purbalingga, Jawa Tengah, dengan akun @hd_yasin mendapatkan hadiah Rp 10 juta. Juara II atas nama Kristian Tedi Baramula, asal Ngabang, Kabupaten Landak, Kalbar, dengan akun @ktdyb (Rp 7,5 juta). Juara III atas nama Adi Aprian asal Kota Pontianak, Kalbar dengan akun @adi.panglima (Rp 5 Juta). Sedangkan Juara Special Mention atas nama Luky Friadi, asal Kuningan, Jawa Barat, dengan akun @luky_friadi (mendapatkan HP Infinix Smart8).

Ketua Panitia Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia Arniyanti mengatakan HCC telah mempersiapkan perlombaan ini dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan. Dimulai sejak pra lomba, lalu berlangsungnya lomba dari tanggal 16 November hingga 7 Desember 2023.

Arniyanti mengatakan, lomba ini dihadirkan sebagai bentuk kontribusi HCC dalam melakukan prebunking atau ikut serta mengawal pesta demokrasi yang damai dan bersih dari hoaks.

Hingga tanggal 7 Desember HCC Indonesia, kata Arni, ada 160 Pendaftar dan 94 video yang dinilai oleh juri. Penjurian dilakukan setelah video yang terkirim dikurasi dari beberapa video yang tidak masuk dalam syarat. Para peserta ini tidak hanya dari Kalbar tapi juga daerah lain di Indonesia.

Baca Juga: Bimtek Gen Z Kreatif Anti Hoax di Tanah Bumbu, Mahasiswa hingga ASN Jadi Peserta

“Karena tingginya antusias peserta dan kompetisi digelar secara nasional maka waktu perlombaan diperpanjang. Ada yang dari Jakarta, Palembang, Padang, Kaltim, Kalsel, bahkan Sulawesi hingga ada yang dari Bali,” kata Arniyanti yang juga Aktivis Lembaga Gemawan itu saat acara pengumuman pemenang lomba.

Sementara, Ketua Dewan Juri Hamdan Darsani mengatakan proses penjurian yang ketat dan selektif. Ia mengapresiasi para peserta yang mengirimkan video dengan berbagai kreativitasnya.

“Kreativitas peserta tentu kami sangat apresiasi sehingga terjadi perdebatan dalam menilai hingga menentukan pemenang. Kami ucapkan selamat kepada pemenang dan yang belum beruntung tentu jangan berkecil hati. Terus berkreasi dalam memerangi hoax dengan membuat konten video yang menarik,” demikian disampaikan Trainer Tersertifikasi Google News Initiative Network ini.

"Semua hadiah sudah diterima dan dikirim kepada para pemenang, karena jerih payah para pemenang tersebut harus dihargai dengan kecepatan pengiriman hadiah pula," tambah Hamdan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Barat MS Budi mengapresiasi Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia yang menggelar "Kompetisi Anti Hoax di Pesta Demokrasi 2024" atau Pemilu 2024. Melalui kompetisi ini kreativitas anak muda mendapat daya dukung dalam membuat video melawan hoax.

“Saat ini bangsa sedang melawan hoax yang dapat mengganggu integrasi bangsa. Dan kompetisi itu memiliki manfaat yang luar biasa dalam mendukung Pemilu yang jurdil,” kata Budi saat memberikan sambutan.

Menurut Budi, jika anak muda mampu membanjiri media sosial dengan program dan video serta konten anti hoax, maka penyajian informasi tentang politik terhindari dari informasi bohong.

“Anak-anak muda juga responsnya luar biasa dengan peserta yang ikut hampir 200 orang, saya yakin tingkat literasi dalam komunikasi dalam politik akan baik,” tambah Budi.

Kompetisi sebagai Bentuk Dukungan untuk Pemilu yang Baik

Di tempat yang sama, Komisioner Badan Pengawas Pemilu - Bawaslu Kalimantan Barat Yosef Harry Suyadi mengapresiasi Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia yang menggelar kompetisi video anti hoax di Pesta Demokrasi 2024. Pelaksanaan kompetisi itu sebagai bentuk dukungan agar pelaksanaan Pemilu berjalan dengan baik.

“Wow, ini spektakuler, penyelenggara Pemilu sangat terbantu. Ini menjadi stimulus bagi gen z untuk mendorong pengawasan partisipatif mereka dalam Pemilu,” terang Yosef.

Di sisi lain, Kabid Politik Dalam Negeri Badan Kesatuan Bangsa, Sosial dan Politik - Badan Kesbangpol Kalbar, Zamroni mengatakan Pemilu yang digelar tahun 2024 didominasi anak-anak muda. Persentasenya hampir mencapai 60 persen, sehingga penting untuk melihat kreativitas anak-anak muda agar bisa menarik minat mereka untuk aktif dalam pemilu.

Baca Juga: Pemilu Presiden 2024 Lebih Anteng, Konten Hoax Tak Masif

“Hari ini yang dilakukan Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia menjadi komunitas yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan literasi digital agar menyampaikan informasi yang benar terkait pemilu,” jelas Zamroni.

Kabid Humas Polda Kalbar Kombespol Raden Petit Wijaya mengatakan banyak informasi hoax yang menyebar saat pemilu. Informasi hoax itu menyebar di media-media sosial.

Lanjut Petit, saat ini merupakan era citizen journalist, di mana netizen merasa seolah-olah menjadi jurnalis.

“Ketika menemukan kejadian yang unik, atau aneh, menjadi kepuasan tersendiri ketika bisa mengupload pertama kali. Tetapi tidak terkonfirmasi dengan baik sehingga mengakibatkan timbul banyak persepsi,” jelas Petit.

“Harapannya kompetisi menjadi sistem penyejuk atau cipta kondusifitas sehingga pemilu berjalan aman dan damai,” tambah Petit.

Ketua Umum HCC Indonesia, Reinardo Sinaga, mengatakan lomba ini memilih platform medsos Instagram dan TikTok oleh karena memang konten-konten hoax paling banyak disebar di platform tersebut.

“Sebenarnya paling banyak itu Facebook, tapi Facebook sudah satu perusahaan dengan Instagram, sehingga ketika lomba ini kita ramaikan di feed Instagram juga terekspos di Facebook. Kita juga ramaikan lomba ini agar FYP di TikTok,” ujar Edho yang juga Wakil Ketua Komisi Informasi Provinsi Kalbar.

Menurutnya dengan cara ini, sebagai upaya HCC Indonesia untuk memerangi hoax karena konten hoax sangat mudah dibuat dan disebar bahkan hanya hitungan menit.

“Paling rawan itu menjelang Pemilu seperti saat ini, jadi kami sampaikan menjaga Pesta Demokrasi yang aman dan damai bukan hanya tugas KPU dan Bawaslu, tapi tugas kita bersama,” pesannya.