Politik

Perang Bintang Pilwali Banjarmasin, Siapa Paling Diuntungkan?

apahabar.com, BANJARMASIN – Perang bintang di kontestasi Pilwali Banjarmasin segera dimulai. Tahun ini, tiga pasang calon…

Perang bintang di kontestasi Pilwali Banjarmasin segera dimulai. Tahun ini, tiga pasang calon yang bakal dipertemukan. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Perang bintang di kontestasi Pilwali Banjarmasin segera dimulai. Tahun ini, tiga pasang calon yang bakal dipertemukan.

Masing-masing, Ananda-Mussafa Zakir, Ibnu Sina-Ariffin Noor, dan Abdul Haris Makkie-Ilham Noor yang muncul di detik-detik terakhir jelang pendaftaran di KPU, awal September 2020 mendatang. Lantas, siapa yang paling berpeluang?

Pengamat Politik Kalsel Mahyuni menyampaikan keempat pasangan bakal calon kepala daerah ini memiliki latar belakang yang hampir merata.

Sebut saja usungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Demokrat, Ibnu Sina dan Ariffin.

Lalu Haris Makkie dan Ilham Noor, dengan gerbong Gerindra; Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB).

Koalisi selanjutnya yakni Ananda dan Mushaffa Zakir. Kedua anggota DPRD Banjarmasin ini memborong dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Nama-nama itu belum termasuk bakal calon dari jalur perorangan; Khairul Saleh dan Habib Muhammad Ali Al Hasbi. Keduanya juga memiliki peluang lolos usai salinan KTP, sebagai syarat berkas dukungan dianggap memenuhi.

Berkaca fakta di lapangan, menurut Wahyuni, sang petahana Ibnu lah yang paling diuntungkan.

Dibandingkan ketiga bakal calon lainnya, Ibnu memiliki aspek variabel dan eksitabilitas yang tinggi.

"Dengan status petahana bisa memiliki kekuasaan dalam konteks berkomunikasi dengan masyarakat," ujar mantan ketua Bawaslu Kalsel ini.

Mahyuni lantas menilai Ibnu telah mempunyai aspek modal politik yang besar. Dengan jabatan wali kota, Ibnu memiliki power dalam menentukan suatu atau bahkan mengubah kebijakan.

Di situ, kata dia, yang tak dimiliki oleh Ananda yang hanya bermain di wilayah legislatif. Pesaing Ibnu Sina hanya menyisakan Haris Makkie yang berlatar Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, dan Khairul Saleh, Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil yang tentu memiliki kepopuleran tersendiri karena sering berurusan dengan warga.

Tak lupa, dia mengatakan petahana juga memiliki kelebihan aspek finansial serta sokongan dana dari pihak ketiga.

"Kalau ada kasus tertentu, misalnya korupsi. Saya kira itu tidak menggerus eksitabilitas Ibnu terlalu jauh," tegasnya.

Artinya, jika suara Haris Makkie, dan Ananda berpotensi terbelah, petahana Ibnu Sina yang sudah memiliki basis massa tinggal meningkatkan elektabilitasnya saja.

Popularitas di mata warga itu, kata dia, yang mesti dipelihara dengan baik oleh Ibnu Sina agar sejarah wali kota Banjarmasin dua periode bisa terpecahkan.

"Kita tidak tahu, apakah Ibnu berpihak pada sejarah atau tidak," ucapnya.

Meski demikian, Mahyuni menerangkan peluang para penantang kemungkinan bisa mengubah peta politik di Kota Seribu Sungai masih terbuka.

Penantang wajib melihat isu dan pemecahan masalah yang bagus selama proses tahapan Pilkada 2020 berlangsung. Ambil contoh tentang kesejahteraan masyarakat, tenaga kerja lalu pandemi Covid-19.

"Keempat sosok ini memiliki kekuatan yang hampir merata," tuturnya. "Konsep yang matang bisa meyakinkan pemilih. Ini yang menarik di Pilwali Banjarmasin," sambungnya.

Editor: Fariz Fadhillah