Kalsel

Penyebab Banjir di Tapin, Intensitas Hujan atau Kerusakan Lingkungan?

apahabar.com, RANTAU – Tak ada yang memprediksi bencana banjir terjadi di Kabupaten Tapin. Banjir yang melanda…

Banjir di Tapin menyebabkan ratusan warga terdampak. Foto-Istimewa

apahabar.com, RANTAU – Tak ada yang memprediksi bencana banjir terjadi di Kabupaten Tapin.

Banjir yang melanda Kecamatan Lokpaikat dan Tapin Utara menyebabkan 428 jiwa terdampak hingga jalan lintas nasional di sepanjang Jalan Brigjend H Hasan Basry Kecamatan Lokpaikat terendam banjir. Aktivitas warga pun terganggu.

Aktivis lingkungan asal Tapin,
Muhammad Jefry Raharja, memberikan gambaran umum tentang banjir itu.

“Bahwasanya memang perubahan bentang alam dapat memicu bencana ekologis. Terlebih rentetan fenomena alam itu tidak jauh dari efek perubahan iklim yang jadi permasalahan dunia saat ini,” ujar mantan Mapala Apache itu.

Pria berambut gimbal itu mengatakan peningkatan suhu yang sangat drastis akan menambah potensi terjadinya bencana.

“Apalagi kini separuh Kalsel juga terbebani industri ekstraktif. Tapin sendiri wilayahnya dibebani tambang batu bara dan kebun monokultur sawit yang menambah potensi bencana ekologis semakin tinggi,” ujarnya.

Kepala PUPR Tapin, Yustan Azidin menilai adanya kemungkinan rusaknya bentang alam yang menjadi penyebab banjir.

“Kita tidak bisa mengatakan langsung bahwa itu disebabkan pendangkalan sungai. Sekarang kita lihat hulunya ada apa di sana? Ada kegiatan apa di hulunya? Entah ada tambang, entah ada apa kan tidak tahu,” ucapnya di ruang kerjanya, Senin, (2/11).

Ia sendiri tidak yakin jika banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi. Sebab saat banjir, aliran Sungai Tapin dalam kondisi normal.

“Apabila itu akibat intensitas hujan, seharusnya aliran Sungai Tapin meluap dan merendam daerah seperti Salak, Rantau Baru, Kelurahan Kupang, yang biasanya menjadi kiriman air,” ujarnya.

Sementara terkait adanya dugaan pelanggaran aktivitas pertambangan, ia mengatakan itu adalah wewenang ESDM Kalsel. Namun apabila penyebab banjir adalah pendangkalan sungai ia siap menjalankan program normalisasi sungai.

Berdasarkan penelusuran apahabar.com melalui citra satelit, jarak perkampungan dengan lokasi pertambangan hanya berkisar antara 3 sampai 6 kilometer, khususnya di Kecamatan Lokpaikat.