Kebijakan Lalu Lintas

Penyandang Disabilitas Kritik Penerapan Jalur Satu Arah Kawasan Unej

Penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di kawasan Unej dikritik. Kebijakan itu dianggap tak berpihak kepada penyandang disabilitas.

Sistem satu arah di Jalan Jawa Jember ketika sore hari. Sejumlah trotoar tampak penuh dengan lapak pedagang, Kamis (19/10). (Apahabar.com/M Ulil Albab)

apahabar.com, JEMBER - Penerapan jalur Sistem Satu Arah (SSA) di kawasan kampus Universitas Jember (Unej) dikritik. Kebijakan itu dianggap tak berpihak kepada penyandang disabilitas.

Uji coba SSA berlangsung satu bulan sejak Selasa (10/10). Pengendara harus melintas di jalur satu arah mulai Jalan Jawa, Kalimantan, Mastrip dan Riau.

Kebijakan SSA tanpa merelokasi pedagang dinilai membuat penyandang disabilitas tidak bisa melintas di trotoar. Padahal, ada lebih dari 200 mahasiswa penyandang disabilitas yang menempuh kuliah di sekitar kawasan itu.

Akibatnya, mereka harus menempuh jarak yang lebih jauh. Mereka pun berharap agar pemerintah menyediakan transportasi gratis di jalur SSA.

"Kami tidak sepakat dengan SSA. Karena PKL juga masih menguasai trotoar," jelas Ketua Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember, Zainuri Rofii, Kamis (19/10).

Baca Juga: Formasi Hanya 26, Guru Honorer Jember Minta Rekrutmen PPPK Ditunda

Mereka berharap agar fungsi trotoar bisa dikembalikan agar para penyandang disabilitas bisa lebih aman. Terlebih, sistem SSA membuat kendaraan melaju lebih kencang.

"Selama ini kami tidak menggunakan trotoar karena penuh dengan pedagang. Sekarang menggunakan bahu jalan juga bahaya," jelas Zainuri.

Sementara itu, pemerintah mengaku akan mendata pedangan di jalur SSA itu agar mereka bisa berjualan di lokasi khusus. Sehingga trotoar bisa kembali difungsikan.

"Kalau bisa, sebagian lahan di dalam kampus bisa dimanfaatkan untuk pedagang," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Jember, Sartini.

Baca Juga: Jember Jadi Jujukan Safari Politik, PKB: Banyak Kiai dan Pesantren

Pengamat Lalu Lintas dari Universitas Jember, Sonya Sulistyono justru menilai bahwa penerapan SSA akan menghemat konsumsi BBM dan menekan polusi udara. Sebab, pengguna jalan akan merasakan waktu tempuh yang lebih cepat, meski dengan jarak sedikit lebih panjang. 

Lebih lanjut, dia menilai penerapan SSA bukan suatu masalah apabila sudah direncanakan, dievaluasi serta dikembangkan. Terlebih, terkait keselamatan.

"Kita bicara keselamatan dulu. SSA lebih meningkatkan keselamatan," katanya.

Dengan SSA, tingkat keselamatan dinilai semakin meningkat. Serta semakin membuat waktu perjalanan efisien.