Keluarga Risiko Stunting

Penyaluran Daging dan Telur, Bapanas: Turunkan Stunting dan Stabilitas Harga

Pemerintah terus menyalurkan bantuan pangan telur dan daging ayam kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS)

Launching gerakan 10.000 telor pencegahan Stunting di Kabupaten Tapin

apahabar.com, JAKARTA - Pemerintah terus menyalurkan bantuan pangan telur dan daging ayam kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS). Selain menurunkan angka stunting, hal itu merupakan upaya pengendalian harga telur dan daging ayam di tingkat konsumen.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan program bantuan telur dan daging ayam ini memberikan banyak dampak positif bagi ekosistem perunggasan nasional.

"Tujuan utama program ini adalah untuk menurunkan angka stunting, namun dengan melibatkan mitra peternak mandiri kecil sebagai penyuplai produk, maka program yang dijalankan sesuai arahan langsung Bapak Presiden ini diakui para peternak turut berkontribusi menjaga stabilitas harga jual telur dan daging ayam di tingkat peternak," ungkap Arief dalam keterangan resminya, Jumat (19/5).

"Selain itu, pendistribusian telur dan daging ayam secara gratis ini juga dipersiapkan untuk menekan lonjakan harga telur dan daging ayam di tingkat konsumen guna pengendalian inflasi," imbuhnya.

Baca Juga: Penyaluran Bantuan Beras di Daerah Terluar, Bapanas: Berjalan Lancar

Dijelaskan Arief, sampai tanggal 18 Mei kemarin, penyaluran tahap pertama bantuan pangan telur dan daging ayam untuk 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) telah terdistribusi sebanyak 995 ribu paket, atau sekitar 69%.

Penyaluran telah dilakukan di 6 provinsi yaitu, Banten sebanyak 51 ribu paket (79%), Jawa Barat 338 ribu paket (82%), Jawa Tengah 308 ribu paket (95%), Jawa Timur 252 ribu paket (67%), serta Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara 46 ribu paket (33%).

“Total ada 7 provinsi yang menjadi sasaran penyaluran. Kita juga sudah mulai penyaluran di dua provinsi di wilayah Indonesia Timur, yaitu NTT dan Sulawesi Barat,” ujar Arief.

Arief memastikan jika pihaknya terus mendorong Holding BUMN Pangan ID FOOD untuk mempercepat penyaluran bantuan, sehingga tahap pertama bisa segera rampung dan bisa segera memasuki tahap ke dua dan ketiga.

Baca Juga: Keanekaragaman Pangan, Bapanas: Penting bagi Ketahanan Pangan

“Percepatan pendistribusian itu sangat penting. Karena dengan pendistribusian yang semakin cepat dan intens, peluang untuk mengintervensi keseimbangan dan stabilitas harga telur dan daging ayam di tingkat konsumen semakin besar," ujarnya.

Untuk langkah percepatan distribusi, Arief mengungkapkan pihaknya melakukan peningkatan fasilitas distribusi stok telur dan daging ayam dari sentra produksi ke provinsi atau daerah yang terbatas stoknya.

"Selain itu, kita juga minta ID FOOD menambah dan meningkatkan kerja sama kemitraan dengan peternak mandiri kecil sehingga stok pendistribusian aman dan pendistribusian melalui PT POS bisa dipercepat," paparnya.

Lebih lanjut, Arief mengaku, selain melakukan percepatan pendistribusian, pengawasan juga menjadi prioritas. Pasalnya, pengawasan yang baik akan sangat mendukung kelancaran program ini.

Baca Juga: Hari Ini, Keluarga Berisiko Stunting Terima Bansos Telur dan Daging

"Saat ini kami tugaskan pimpinan eselon 1 dan 2 Badan Pangan Nasional secara rutin dan bergantian turun ke daerah memantau dan memastikan bantuan pangan, baik bantuan telur dan daging ayam maupun bantuan beras, tiba tepat waktu dan tepat sasaran," kata Arief.

Ia menambahkan, "Kita juga minta dukungan Satgas Pangan Polri dan pemerintah daerah dalam hal pengawasan di lapangan. Kita terbuka terhadap setiap masukan dan laporan untuk perbaikan."

Sementara itu, Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan menjelaskan, mulai pekan ketiga Mei ini dan seterusnya, ID FOOD sudah mulai melakukan penyaluran ke Provinsi Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur.

“Kami akan mengejar realisasi distribusi di tujuh provinsi tersebut sesuai jumlah KRS dan tenggat waktu yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional,” ungkap Marganda.

Baca Juga: Penuhi Target Gula Nasional, Bapanas Optimistis Rendemen Tebu Meningkat

Untuk menjaga kelancaran distribusi, ia mengaku, evaluasi terus dilakukan, termasuk koordinasi intens dengan semua stakeholder yang terlibat dalam kegiatan penyaluran di lapangan seperti Berdikari, Rajawali Nusindo, PT POS, BKKBN, Badan Pangan Nasional, Satgas Pangan dan pemerintah daerah setempat.

Diketahui, bantuan pangan telur dan daging ayam untuk penanganan stunting ini akan disalurkan selama tiga tahap dalam tiga bulan ke depan, dengan sasaran penerima sebanyak 1,4 juta KRS (setiap tahapan), berdasarkan data dari BKKBN.

Setiap KRS dalam setiap periode penyaluran akan mendapatkan bantuan berupa daging ayam ukuran 1 ekor berupa karkas dengan ukuran sekitar 0,9-1,1 kg dan 1 tray telur ayam atau sebanyak 10 butir.