Vaksin DBD

Penyakit DBD Terus Mewabah di RI, Spesialis Himbau Imunisasi Dini

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit serius yang menyasar pada setiap kalangan usia. Baik Mereka yang masih anak-anak maupun yang sudah dewasa.

Diskusi media 'membuka jalan menuju pencegahan inovatif terhadap demam berdarah dengue' oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin beserta para ahli. (Foto: apahabar/Leni)

apahabar.com, JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit serius yang menyasar pada setiap kalangan usia. Mereka yang masih anak-anak maupun dewasa memliki potensi terkena DBD.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI di tahun 2022, jumlah kumulatif kasus demam berdarah sebanyak 142.294 kasus. Sementara untuk angka kematian sebanyak 1.117 orang.

"Anak-anak memiliki gejala demam berdarah yang serupa dengan orang dewasa. Oleh karena itu pemberian vaksinasi demam berdarah menjadi bagian yang dibutuhkan untuk pencegahan demam berdarah yang komprehensif," kata Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), di Jakarta, Minggu (5/2).

Baca Juga: Indonesia Jajaki Investasi Vaksin DBD dengan Perusahaan Jepang

Pemberian vaksinasi pada anak merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mengurangi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Indonesia.

"Dianjurkan kepada orang tua, periksa kembali riwayat Imunisasi anak. Apakah sudah melakukan vaksinasi DBD atau belum," imbuhnya.

Sebab, vaksinasi DBD akan membantu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang berfungsi untuk melawan virus penyebab demam berdarah.

"Tak hanya itu, vaksinasi juga bisa menegah resistensi antiobiotik. Jadi memang vaksinasi itu penting, apalagi untuk anak-anak," tegasnya.

Baca Juga: Ekonom Senior Indef Bahas Resiliensi Ekonomi pada Buku Nusantaranomics

Selain itu, pada angka kematian karena virus DBD sendiri di Indonesia masih tinggi. Bahkan tidak mengalami penurunan dari 2021.

"Ini tentunya merupakan tanggung jawab bersama untuk berupaya menurunkan kejadian demam berdarah di Indonesia," pungkasnya.

Sebelumnya, pemerintah telah menggaet perusahaan asal jepang, Takeda Pharmaceutical, untuk mendistribusikan vaksin DBD ke seuluruh indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat melakukan pertemuan dengan CEO Takeda Pharmaceutical Company Dr. Christophe Weber dalam rangkaian World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos, Swiss, Jumat (20/1).

Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, telah memberikan persetujuan kepada Takeda dalam penggunaan Vaksin Dengue Tetravalen (TAK-003) untuk kelompok umur 6-45 tahun.