Info Kesehatan

Meningkatnya Penularan Sifilis dari Bumil ke Bayi, Dokter Sarankan Metode Ini

Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang paling serius di seluruh dunia. Penyebarannya di Indonesia sendiri mengalami kenaikan.

Ilustrasi ibu hamil. Foto: Alodokter.

apahabar.com, JAKARTA - Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang paling serius di seluruh dunia. Penyebarannya di Indonesia sendiri mengalami kenaikan.

Parahnya, penyakit ini dapat menular dari ibu hamil ke janin, yang disebut sebagai sifilis kongenital. Dan pada mayoritas kasus, sifilis ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan.

Namun, penularan juga dapat dapat terjadi saat kelahiran pervaginam atau normal jika bayi mengalami kontak langsung dengan luka sifilis.

Baca Juga: Penularan Sifilis Meningkat Drastis, Kenali Cara Mencegahnya!

"Kita melakukan treatment. Kalau ibu hamil biasanya kita melakukan suntikan Penicilin-G, dan kita evaluasi," kata Fadli, mengutip CNN (13/5).

Menurut Fadli, seharusnya penderita sifilis sudah diobati 30 hari atau kurang lebih satu bulan sebelum dia lahiran untuk mencegah penularan ke bayi. Sebab setelah ibu hamil sudah terdeteksi menderita sifilis, ia harus diobati sesegera mungkin.

"Karena penularannya ini bisa dalam perut dan bisa saat lahiran kontak langsung. Mungkin [terpapar] kuman sifilis yang ada di daerah kewanitaan," lanjutnya.

Jika sudah mendekati persalinan dan sifilis belum juga terobati, Fadli menyarankan untuk melakukan operasi caesar untuk meminimalkan risiko penularan penyakit sifilis pada bayi.

Lebih lanjut, Fadli mengungkap bila ibu hamil terinfeksi dan masih aktif, sebaiknya mencegah penularan dengan caesarean section, karena ini bisa menurunkan kontak langsung," kata Fadli.

Namun demikian, prosedur ini tetap tak menutup kemungkinan penularan sifilis melalui aliran plasenta darah dari ibu ke janin saat kehamilan.

Baca Juga: Geger! Kasus Bayi Terjangkit Sifilis di Kanada, Apa Penyebabnya?