Hot Borneo

Penuhi Panggilan Dewan, PDAM Bandarmasih Komitmen Jalankan 3 Solusi

apahabar.com, BANJARMASIN – Tanpa Direktur Utama Yudha Achmady, PDAM Bandarmasih akhirnya memenuhi panggilan Komisi II DPRD…

Rapat dengar pendapat antara DPRD Banjarmasin dengan PDAM Bandarmasih, Kamis (19/5). Pemanggilan buntut keluhan masyarakat soal buruknya pelayanan distribusi air bersih. Foto-apahabar/Syaiful Riki

apahabar.com, BANJARMASIN – Tanpa Direktur Utama Yudha Achmady, PDAM Bandarmasih akhirnya memenuhi panggilan Komisi II DPRD Banjarmasin, Kamis (19/5).

Pemanggilan itu buntut dari keluhan masyarakat soal buruknya pelayanan PDAM Bandarmasih belakangan terakhir. Khususnya di wilayah Banjarmasin Barat.

Berlangsung hampir 2 jam, rapat dengar pendapat (RDP) dilakukan di Ruang Komisi II DPRD Banjarmasin. PDAM Bandarmasih diwakili Direktur Operasional, Supian.

"Pak Dirut sedang rapat dengan Pemkot Banjarmasin dan Pemprov Kalsel terkait AD/ART," ucapnya, usai RDP.

Sebelumnya Peraturan Daerah (Perda) pengalihan status BUMD menjadi Perseroda memang sudah disetujui di Rapat Paripurna DPRD Banjarmasin, 24 Maret lalu.

Namun, menurut Supian, PDAM Bandarmasih belum boleh menamakan diri sebagai Persero bila AD/ART belum dibahas. Sebab, hasil pembahasan itu yang nantinya akan dibawa ke Kemenkumham.

"Jadi kita bagi-bagi tugas saja lah," ujarnya.

Absennya Dirut Yudha Achmady pada RDP buntut keluhan masyarakat terkait buruknya pelayanan PDAM Bandarmasih membuat kecewa Ketua Komisi II Awan Subarkah.

Namun, dengan alasan yang ada, pihaknya mencoba untuk tetap dengan sikap berkepala dingin. "Yang terpenting pada pertemuan kali ini ada solusi," kata politisi PKS tersebut.

Dalam RDP, Supian dicecar berbagai kritik dan pertanyaan dari anggota dewan. Intinya, PDAM Bandarmasih diminta cepat tanggap dalam merespon keluhan masyarakat.

Selesai menjelang salat Zuhur, RDP itu menghasilkan sejumlah solusi. Dari yang sifatnya mendesak, jangka pendek, dan solusi jangka panjang.

Solusi mendesak, yakni PDAM Bandarmasih akan tetap mendistribusikan air ke wilayah yang bermasalah melalui mobil tangki ditambah dengan tandon. Meski sebenarnya langkah ini sudah dilakukan PDAM.

"Bila ada kekurangan, kesepakatannya tadi akan ditambah," tutur Awan Subarkah.

Solusi jangka pendek, yakni tetap dilakukan pemerataan air dan pembuangan angin di beberapa titik yang bermasalah.

Selain itu, dalam waktu dekat juga akan ada kajian terkait pemasangan pompa pendorong di beberapa titik.

Sementara untuk solusi jangka panjang, yakni PDAM melakukan peremajaan pipa. Titiknya dari Ahmad Yani Km 1 hingga Jalan Sutoyo S, tepatnya dekat tower PDAM Bandarmasih.

Untuk diketahui saja, anggaran yang diperlukan untuk peremajaan itu ditaksir mencapai Rp 96 miliar. Rencana, sumber dana akan terbagi jadi dua, sebagian dari PDAM Bandarmasih, separuhnya lagi dibantu oleh penyertaan modal perbankan.

Upaya peremajaan dirasa cukup beralasan. Sebab, pipa yang ada di kawasan Sutoyo S sudah berumur hampir 30 tahun. Belum lagi, bahannya yang hanya terbuat dari PVC.

Sedang PVC secara umum kemampuannya ditaksir berumur 25 sampai 30 tahun. "Sehingga sudah saatnya dilakukan peremajaan," tambah Awan.

Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian mengklaim saat ini aliran air di titik yang bermasalah itu memang perlahan sudah mulai lancar.

Hanya saja, Supian mengakui ada kendala cukup besar yang pihaknya hadapi.

"Suplai dari IPA 1 menuju wilayah Banjarmasin Barat itu menggunakan pipa 630, saat ini memang sudah kita upayakan meningkatkan tekanan, tetapi kita tidak berani mengambil resiko terlalu tinggi," jelasnya.

Saat ini, tekanan air yang sampai ke kawasan Sutoyo S tersebut hanya 1,2 bar. Parahnya, jumlah tersebut harus dibagi ke beberapa wilayah Banjarmasin Barat lainnya.

Padahal, berdasar kajian, tekanan air yang dibutuhkan di wilayah itu minimal 3 bar. "Jadi memang jauh sekali," ujarnya.