Nasional

Penjagalan Kepala Bocah SD di Limpasu Hantui Tiga Rekan Korban

apahabar.com, BARABAI – Pembunuhan sadis yang menimpa RR (10), bocah SD di Limpasu, Kabupaten Hulu Sungai…

Ketiga teman korban yang juga sepupunya, KK, K dan AB saksi mata yang saat itu belajar bersama di teras. Foto-apahabar.com/ HN Lazuardi

apahabar.com, BARABAI – Pembunuhan sadis yang menimpa RR (10), bocah SD di Limpasu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel, masih membekas di benak ketiga rekannya.

RR dihabisi oleh tetangga sekaligus keluarganya sendiri bernama Akhmad. Kepala RR dipenggal oleh pria gangguan jiwa itu di depan KK (8), K (6) dan AB (5).

Kejadian itu berlangsung di depan rumah pelaku, Selasa 17 September 2019 kemarin.

Kasus ini menjadi viral di jagat dunia maya setelah video penangkapan pelaku beredar luas. Pun demikian dengan sejumlah foto jasad korban.

Ditemui apahabar.com, Kamis (20/09), ketiga rekan RR – didampingi orang tua mereka – masih mengingat jelas tragedi berdarah itu. Pembunuhan terjadi di depan mata mereka.

Seketika, pada pukul 12.30 kepala korban ditebas pelaku. Hingga terpisah dari tubuhnya. Darahnya lalu berhamburan mengenai mereka.

Sekarang dua rekan RR belum mau sekolah. Bahkan tidak berani tidur di rumah sendiri.

“Sudah dua hari ini. Mereka masih takut semuanya. Bahkan minta pindah dari desa,” ujar Arbaidah orang tua K yang kediamannya berseberangan dengan RR dan pelaku.

Kendati demikian, keluarga mengakui bahwa anak mereka sudah diperiksa oleh yang berwajib. Namun keluarga tidak mengetahui persis siapa yang memeriksa.

“Senin ini nanti dijemput lagi. Tak tahu dari pihak mana tapi dibawa ke barabai. Sekarang sudah mendingan (kondisi) anak,” ujar Arbaidah.

Didampingi kakak perempuan pelaku, Norlaila dan orang tua kawan korban, Arbaidah, rekan korban bercerita seputar kejadian.

Selepas sekolah sekitar pukul 12.00, RR dan ketiga temannya sedang belajar bersama di teras rumah pelaku.

“Saat itu kami belajar menggambar,” ujar K.

Rumah pelaku yang berada di belakang rumah korban itu kerap dijadikan tempat mereka bermain dan belajar.

“Selepas sekolah mereka biasa berkumpul di situ,” Arbaidah melanjutkan.

Entah ada angin apa, pelaku datang dari dalam rumah menebaskan parangnya tepat mengenai leher korban hingga terpisah dari badan.

Sontak darah itu berhamburan dan mengenai ketiga kawan korban. Ketiganya pun lari tunggang langgang. .

“Saya kaget baju berdarah-darah ketika sampai rumah. Lebih kaget lagi ketika mendapati RR sudah tak bernyawa,” kata Arbaidah.

Warga pun berdatangan dan mengamankan pelaku yang lari ke belakang rumahnya.

Kemudian pelaku dibawa ke Polsek dan dijemput oleh anggota Polres HST untuk diamankan.

Satreskrim Polres HST dan Polsek Limpasu berhasil mengidentifikasi parang yang digunakan pelaku di sela pohon bambu.

Di hari yang sama, korban pun dibawa ke rumah sakit untuk divisum. Selesai itu, dibawa ke desa korban dan langsung dimakamkan pada malam harinya.

“Saat ini kami masih memperoses pelaku. Pelaku tidak bisa diajak bicara,” jelas Kapolres HST, AkBP Sabana Atmojo didampingi Kasat Reskrim, Iptu Sandi dan Ps Paur Humas, Bripka Husain, Rabu (18/09) siang.

Polisi tengah berupaya mengirim pelaku ke Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum di Kabupaten Banjar untuk observasi.

“Minimal 15 hari,” kata Sandi.

Sedangkan para saksi, kata Kapolres, akan dimintai keterangan lebih lanjut.

Pelaku, Korban, dan Saksi Kerabat Dekat

Akhmad dalam kesehariannya dikenal sebagai sosok yang pendiam. Dia bekerja sebagai penyadap karet.

Akhmad memiliki 7 saudara. Yang tersisa kini hanya 4. Dua laki-laki dan dua perempuan.

Dua di antaranya meninggal dengan cara tak wajar. “Yang satunya gantung diri satunya lagi dipukul sama Akmad di kepala hingga mati dua tahun yang lalu,” kata Norlaila.

Yang tertua yakni, Norlaila. Paling bungsu bekerja di Kaltim dan baru pulang pasca-kejadian itu.

“Saya baru pulang dari perantauan,” ungkap si bungsu yang tak banyak bicara didampingi kakak tertuanya, Norlaila.

Rupanya, antara pelaku, korban dan 3 kawan korban semuanya memiliki hubungan darah.

Korban RR dan KK, K dan AB merupakan sepupu. Sedangkan dengan pelaku, ketiganya merupakan cucu dari saudaranya, Norlaila.

“Akhmad ini paman mereka,” kata Norlaila.

Baca Juga: Bocah SD Limpasu Tewas Dipenggal, DPRD Kalsel: Tak Waras Jangan Jadi Alasan

Baca Juga: Penjagal Bocah SD di Limpasu HST Pernah Bunuh Kakak Kandung!

Baca juga: 212 Perkara Inkrah, Kejari Banjarbaru Musnahkan Ribuan Barang Bukti

Baca juga: Gara-Gara Kabut Asap, Kasus ISPA di Banjarmasin Meningkat

Baca juga: Demi Pemerataan Ekonomi, Hipmi Kirim 100 Nama Konglomerat Baru ke Jokowi

Reporter: HN Lazuardi
Editor: Fariz Fadhillah