Penipuan Daring

Penipuan Online Makin Pintar Melihat Tren Sosial, Begini Identifikasinya

Pakar Keamanan Kaspersky, Igor Golovin menilai bahwa penipu daring terus mencari cara untuk mengeksekusi serangan mereka dengan melihat tren sosial.

Person Using Macbook Laptop (Pexels.com/cottonbro studio)

apahabar.com, JAKARTA - Pakar Keamanan Kaspersky, Igor Golovin menilai bahwa penipu daring terus mencari cara untuk mengeksekusi serangan mereka dengan beradaptasi melihat tren sosial dan memikat pengguna melalui penawaran menarik.

Bahkan, kata dia, baru-baru ini ditemukan serangkaian aplikasi palsu di Google Play yang mengeksploitasi topik hangat seperti artificial intelligence (AI), aset, kripto, dan tautan-tautan terkait Elon Musk.

"Para penipu online terus mengembangkan taktik mereka untuk mengeksploitasi tren dan teknologi terbaru. Dari aplikasi palsu hingga halaman phishing, mereka memanfaatkan umpan dan desain menarik untuk menargetkan pengguna yang tidak menaruh curiga," kata Igor dalam keterangan resminya, Sabtu (10/6).

Adapun aplikasi yang dianalisis adalah membuat klaim yang menjanjikan melalui iming-iming keuntungan harian hingga 9 ribu dolar AS (sekitar Rp133,7 juta) dengan investasi awal hanya 250 dolar AS (sekitar Rp3,7 juta).

Baca Juga: Tips Aman Bertransaksi Online, Terhindar dari Kerugian

Selain itu, mereka menegaskan bahwa pengguna tidak memerlukan keterampilan teknis apa pun dan menjamin pengalaman bebas risiko.

Namun, begitu korban memasang aplikasi dan membukanya, mereka diminta untuk memasukkan informasi pribadi seperti nama, nomor telepon, dan email.

Setelah mengirimkan detail, penipu mengirimkan pesan untuk meyakinkan korban bahwa pendaftaran berhasil dan menginstruksikan mereka untuk menunggu telepon dari broker perwakilan dengan panduan lebih lanjut.

Dalam skenario penipuan serupa, korban biasanya menerima telepon dari penipu yang memberikan informasi mendetail tentang proses investasi.

Baca Juga: Modus Pencucian Uang, PPATK: Lewat Transaksi 'E-Commerce'

Mulai dari informasi mengenai keberhasilan investasi, korban diperintahkan untuk mentransfer uang ke dompet penipu. Namun, korban tidak pernah menerima keuntungan yang dijanjikan. Selain itu, data curian yang diperoleh selama serangan dapat dimanfaatkan untuk tujuan berbahaya.

Selain aplikasi palsu, peneliti juga mengidentifikasi halaman phishing yang menggunakan teknik dan struktur serupa, yang kemungkinan besar diatur oleh operator yang sama yang bertanggung jawab menyebarkan aplikasi palsu.

Hal itu menunjukkan bahwa penyerang di balik penipuan mendiversifikasi metode mereka untuk meraup sejumlah uang dan berusaha menargetkan sebanyak mungkin korban.

Tim Kaspersky pun telah menjangkau Google dan memperingatkan tentang aplikasi penipuan yang ada di Google Play.

Baca Juga: Prosesor AMD Ryzen 7000 Series, Lancar Main Game dan Awet Baterai

Sementara itu, pakar Kaspersky meminta setiap individu agar tetap waspada dan berjaga-jaga terhadap ancaman di ruang digital.

Untuk melindungi diri dari penipuan tersebut, pakar merekomendasikan untuk berhati-hati terhadap tautan dan email mencurigakan, jaga kerahasiaan informasi pribadi dengan hindari memberikan detail sensitif secara daring, serta terus mengedukasi diri tentang penipuan dan ancaman dunia.

Jika tidak yakin tentang situs web, tautan, atau saluran komunikasi tertentu, berhati-hatilah dan jangan sampai terperdaya. Hati-hati juga jika Anda menemukan sesuatu yang mengiming-imingi secara berlebihan.

Penting juga untuk instal perangkat lunak antivirus dan antimalware pada perangkat dan pindai perangkat secara teratur, serta pastikan selalu perbarui perangkat lunak keamanan tersebut.