Pengusaha Minta Waspada Hoaks Boikot Produk Pro Israel

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) turut angkat suara terkait misinformasi terkait dengan produk yang disebut terafiliasi dengan Israel.

Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa dukungan terhadap perjuangan Palestina dengan menghindari pemakaian produk Israel, pro-Israel, atau yang terafiliasi dengan Israel. Foto-apahabar.com (Andrew Tito)

apahabar.com, BANJARMASIN - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) turut angkat suara misinformasi terkait dengan produk yang disebut terafiliasi dengan Israel.

Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani menyatakan, bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan daftar produk pro-Israel yang harus diboikot.

"Prinsipnya kita harus menyadari informasi-informasi hoaks juga yang keluar, karena sebenarnya dari MUI sendiri jelas posisinya terhadap boikot produk pro-Israel," kata Shinta kutip Liputan6.com, Kamis (30/11).

Shinta menyoroti bahwa produk-produk yang tercantum dalam daftar yang beredar berkaitan dengan pro-Israel. Hanya saja baginya, asosiasi perlu meluruskan kalau beragam produk yang diboikot tersebut tidak berkaitan dengan Israel.

Aksi boikot yang tidak tepat sasaran lebih banyak merugikan Tanah Air dan kontradiktif dengan tujuan memutus sokongan dana terhadap Israel.

"Tidak ada yang mendukung agresi militer Israel, kita juga jelas tidak," tegas Shinta

Shinta menyatakan ada sejumlah perusahaan yang selama ini menjadi korban salah sasaran dari aksi boikot. Padahal perusahaan tersebut telah menyerap tenaga kerja dalam negeri dan melibatkan banyak pelaku usaha lokal dalam rantai pasok produksi mereka tidak berafiliasi dengan Israel.

Baca Juga: MUI Rilis Fatwa Haram Produk Pendukung Agresi Israel ke Palestina

Ia khawatir, aksi tersebut akan memberikan dampak yang besar terhadap perusahaan yang bersangkutan, termasuk pada pengurangan tenaga kerja. Dalam hal ini, APINDO tengah meminta informasi kepada seluruh anggotanya terhadap dampak dari aksi boikot tersebut.

"Jadi kasihan konsumen yang tidak mengerti karena mereka pikir ini produk-produk yang berkaitan dengan Israel atau mendukung agresi Israel. Jadi kita mesti tahu sebelum boikot, ini produk dari mana. Kasihan dong produk bukan dari Israel juga kena boikot," tutup Shinta.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta agar pihak yang berwenang dapat memilah produk-produk yang benar-benar mendukung dan terafiliasi dengan Israel.

Menurut Ma’ruf, MUI tidak secara eksplisit mengeluarkan daftar perusahaan atau produk yang pro Israel. Sehingga dengan adanya seleksi tersebut, maka tidak ada perusahaan yang tidak mendukung Israel turut merugi.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftahul Huda, angkat bicara terkait kebingungan publik terkait kehalalan suatu produk pasca isu hoaks mengenai daftar produk yang dituduh terafiliasi dengan Israel. MUI membantah keras adanya daftar produk yang diharamkan, seperti yang beredar di beberapa media dan platform online.

"Produknya itu tetap halal selama masih memenuhi kriteria kehalalan," tutur dia.

Ia menjelaskan bahwa MUI tidak berkompeten untuk merilis daftar produk Israel atau yang terafiliasi dengan Israel. Dalam klarifikasinya, MUI menegaskan bahwa yang diharamkan bukanlah produknya, melainkan aktivitas dukungan terhadap Israel.

Kementerian Komunikasi dan Informasi melalui laman resminya juga turut membantah isu hoaks tersebut. Mereka menyatakan bahwa pihak MUI tidak pernah merilis daftar produk Israel dan afiliasinya yang harus diboikot.