Pengembangan Komoditas Mineral, Negara Bisa Raup Banyak Cuan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya pengembangan komoditas mineral untuk meningkatkan nilai tambah komoditas.

Menteri ESDM Arifin Tasrif. Foto: ESDM

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya pengembangan komoditas mineral untuk meningkatkan nilai tambah komoditas. Pengembangan komoditas atau hilirisasi akan memperkuat struktur industri, hingga meningkatkan peluang usaha dalam negeri.

Sumber daya alam yang dimiliki, menurut Menteri Arifin, bukanlah sumber daya yang abadi. Suatu saat pasti akan habis, karena itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

"Memang kita punya SDA yang berlimpah, tetapi kalau tidak kita kelola dengan baik, suatu saat ini akan habis kalau tidak dimanfaatkan, mendorong produk hilirisasinya, kita akan menjadi importir produk-produk bahan jadi," ungkap Menteri Arifin saat menjadi pembicara kunci dalam sarasehan "Sinkronisasi Tata Kelola Pertambangan Mineral Utama Perspektif Politik, Hukum, dan Keamanan" di Jakarta, Selasa (21/3).

Arifin mencontohkan komoditas nikel yang jika dikembangkan menjadi feronikel, maka nilai tambahnya menjadi 4 kali lipat.

Baca Juga: Dukung Hilirisasi, Bahlil: Kita Kolaborasi dengan Banyak Negara

"Kalau kita lihat dari biji nikel menjadi feronikel bahan baja itu nilai tambahnya 4 kali lipat. Makanya sekarang kita lihat bahwa nilai komoditas yang kita dapatkan dari ekspor produk-produk bahan yg diproses ini melipat demikian banyaknya dibandingkan sebelumnya," ungkapnya.

Karenanya Arifin membandingkan bahwa nilai komoditas yang kita dapatkan dari ekspor produk-produk bahan diproses ini melipat demikian banyaknya, dibandingkan sebelumnya.

Contoh lainnya, ketika nikel dikembangkan menjadi nickel matte. Hal itu menurut Menteri ESDM akan memberikan nilai tambah sebesar lima kali lipat. "Yang perlu kita kembangkan lagi adalah industri-industri selanjutnya, turunan-turunan dari pada bahan nikel ini," ucapnya.

Selain nikel, komoditas SDA yang berpotensi dikembangkan adalah bauksit. Jika bauksit berhasil dikembangkan menjadi alumina, nilai tambahnya menjadi delapan kali lipat. Apalagi Indonesia termasuk 10 besar yang memiliki cadangan bauksit di dunia.

Baca Juga: Presiden Perintahkan Percepat Investasi Hilirisasi Batu Bara Jadi DME

"Dari pada ekspor-ekspor bahan mentah terus-terusan. Nilai yang di dapat juga kecil. Ini kalau serius di hilirisasi kan maka untungnya delapan kali lipat," terang Menteri Arifin.

Ia mengatakan masih banyak komoditas lainnya yang bisa dikembangkan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

"Ini yang menjadi tantangan kita semua bagaimana industri-industri di bawahnya itu bisa kita tumbuh kembangkan," jelasnya.

Baca Juga: Tambang Ilegal Marak, Menteri ESDM: Kerugian Negara Rp 3.5 Triliun

Untuk itu, perlu daya tarik investasi di dalam negeri. Caranya dengan menciptakan daya tarik investasi yang kompetitif dibandingkan di tempat lain.

"Contohnya kita dengan Vietnam, kita juga bersaing tetapi kita memiliki kelebihan sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh mereka," pungkasnya.