Pengamat Musik Kalsel Komentari Single Perdana Senja Djingga

Senja Djingga baru saja merilis single perdananya berjudul Baju Merah. 

Senja Djingga saat launching single Baju Merah di Pelatar Lyeon Photography. Foto-Lyeon

apahabar.com, BANJARMASIN - Senja Djingga baru saja merilis single perdananya berjudul Baju Merah. Setelah dirilis resmi pada 26 November 2023, lagu ini langsung mendapat sambutan positif, baik dari kalangan media, pengamat, maupun dari para penikmat musik. 

Pengamat musik dan budaya populer Kalimantan Selatan, Sumasno Hadi, juga ikut mengapresiasi lagu ini. Dia menilai lagu ini punya aransemen musik yang bagus dengan gaya britpop dan sedikit sentuhan musik 80-an. 

"Saya dua kali mendengarkan. Pertama, saya dengarkan sepintas. Lalu saya dengarkan dengan serius. Aransemen musiknya keren. Saat menyusun aransemen, grafiknya ditata dengan enak," katanya kepada apahabar.com, Kamis (30/11) malam.

Baca Juga: Senja Djingga Rilis Single 'Baju Merah', Penantian Panjang Selama 8 Tahun

Akan tetapi, Dosen musik Universitas Lambung Mangkurat itu menilai single Baju Merah memiliki kualitas aransemen yang tidak setara dengan liriknya. Dia memandang aransemen lagu ini terlalu tinggi untuk liriknya yang sederhana. 

"Musiknya bagus. Tapi ketika musik itu digunakan untuk membungkus liriknya, justru terlalu tinggi untuk lirik yang sederhana. Ini bukan soal bagus atau jelek," kata penulis buku Lagu Pop Banjar itu. 

Dia memandang aransemen Baju Merah lebih cocok disandingkan dengan lirik-lirik yang sastrawi. Misalnya dengan menggunakan metafora dan diksi-diksi yang punya makna lebih dalam layaknya Peterpan atau Dewa 19. 

Di sisi lain, dia melihat lirik Baju Merah bisa dikawinkan dengan aransemen musik yang lebih simpel, jenaka, atau retro pop ala Naif atau malah dibuat nge-rock layaknya Jamrud. 

"Di dalam lagu itu dia ingin mengekspresikan pertanyaan, 'Siapa sih gadis ini?' Keingintahuan itu tidak diterjemahkan dengan pola progresi dan irama yang cocok dengan lirik itu," jelasnya lagi.

Baca Juga: Rilis 'Waja Sampai Kaputing', 'Kada Kawa Kawan Ae' Jadi Jagoan di Album Kedua Primitive Monkey Noose

Tapi dia menyadari ada begitu banyak musisi yang punya problem yang sama, terutama di penulisan lirik. "Bisa jadi ada seorang pencipta lagu yang dari awal membikin lirik dia sudah membayangkan musiknya. Tapi saya tidak melihat hal itu di lagu ini," ucap pria yang hobi mengoleksi kaset pita dan piringan hitam itu. 

Meski begitu, Sumasno Hadi tetap memberikan apresiasi yang besar kepada Senja Djingga. Agar bisa menjaga eksistensinya, Sumasno berharap Ari Cs bisa terus memperluas wawasan bermusiknya. 

"Musik itu 'kan luas, seorang musisi harus terus memperluas wawasan. Mempelajari berbagai macam genre musik dan budaya, itu akan membentuk kualitas musik kita ke depannya," jelasnya. 

Lebih jauh lagi, Sumasno berpendapat jika ingin mendapat perhatian lebih, musisi daerah idealnya harus memiliki wacana atau isu yang berani, unik, dan keras. Namun, dia menyebut itu  sebagai salah satu faktor saja. 

"Tapi banyak juga ada yang isunya bagus, nggak terdengar juga kalo nggak ada modal. Soal isu dan modal itu harus saling saling mendukung," tandasnya. 

Di YouTube, tiga hari setelah perilisannya, musik video BajuMerah sudah mencapai lebih dari 4,5 ribu views. Dengan kualitas visualnya yang memanjakan mata, ini merupakan salah satu musik video terbaik yang pernah diproduksi oleh musisi Tanah Bumbu. 

Dosen musik ULM, Sumasno Hadi. Foto-Dok