Nasional

Pengamat: Mardani H Maming Benar, Politik Elektoral Prioritaskan Daerah Pemenang

apahabar.com, BANJARMASIN – Pernyataan mantan Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming, tentang pembangunan di Kalsel dalam…

DR. Taufik Arbain. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN - Pernyataan mantan Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming, tentang pembangunan di Kalsel dalam 4 tahun terakhir kalah cepat dibanding sejumlah daerah lainnya di Indonesia, salah satunya akibat imbas kalahnya Jokowi - Jusuf Kalla pada Pemilu 2014 lalu, adalah benar.

Sebagai negara yang pemilunya menerapkan sistem politik elektoral dengan pemilihan langsung atau direct of democration, maka dalam perspektif kekuasaan, si penguasa akan memberikan prioritas pembangunan bagi daerah atau wilayah yang menyumbang suara terbanyak untuk dirinya.

Baca Juga: Selisih 20 Persen Kemenangan Jokowi-Ma'ruf, Mardani: Ikut yang Menang

Hal tersebut dikemukakan Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), DR. Taufik Arbain, menyusul pro kontrak pernyataan Mardani H Maming dalam acara talk show antara tim pemenangan Jokowi - Ma'ruf Amin dengan tim pemenangan Prabowo - Sandiaga Uno yang digelar stasiun televisi daerah Duta TV, Rabu (20/3) lalu di Banjarmasin.

Menurut Mardani H Maming yang juga Ketua DPD PDI-P Kalsel, jika Kalsel pembangunannya ingin pesat maka masyarakatnya harus memenangkan pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin dalam pemilu 17 april 2019 nanti.

Sebab jika Jokowi kalah lagi di Kalsel seperti pilpres 2014 lalu, dikhawatirkan daerah ini akan menjadi daerah yang bukan prioritas pembangunan di Indonesia dalam 5 tahun ke depan, dan yang rugi masyarakat Kalsel sendiri.

Baca Juga: Jokowi di Mata Mardani H Maming

Pernyataan Mardani H Maming tersebut, menurut DR. Taufik Arbain, dalam perspektif kekuasaan sebagai hal yang wajar. Lantaran pola semacam itu, kata dia, hampir berlaku di semua negara yang menerapkan politik elektoral dengan cara direct of democration atau pemilihan langsung. "Pola semacam itu juga berlaku dalam pemilihan kepala daerah maupun partai politik," katanya.

Taufik Arbain, mencontohkan negara di Asia yang paling gamblang menerapkan sistem politik tersebut, yakni Malaysia. Di bagian Selangor, Malaysia suara cenderung dimenangkan oleh Partai Islam Semalaysia. Sementara, pihak berkuasa di Pemerintahan Federal Malaysia adalah Partai UMNO Malaysia yang tergabung dalam barisan Nasional.

“Sehingga kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah lebih memprioritaskan daerah pemenang. Karena ini berkaitan dengan pemenuhan janji,” jelasnya.

Baca Juga: Talkshow Meja Bundar, Simak Enam Closing Statement Kedua Kubu Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi

Meski pun begitu, lanjut dia, pemimpin yang terpilih idealnya mesti bersikap adil dalam sebuah kebijakan. Lantaran keadilan adalah hak segenap bangsa.

Ia menilai, sebagai seorang politisi, Mardani H Maming sah-sah saja melontarkan perkataan semacam itu. Terlebih sebagai pengurus di Tim Kemenangan Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf untuk Kalsel, dengan tujuan mempengaruhi publik.

Disisi lain, DR. Taufik Arbain mengungkapkan sejak lama Kalsel memang bukan menjadi skala prioritas bagi pemerintah pusat, karena Kalsel tidak memiliki jumlah massa yang besar dalam politik electoral dibanding Jawa dan Sumatera.

Baca Juga: Tak Percaya Data Pemerintah, Fazlur Rahman: Kaum Milenial Jangan Pesimis

Terkait pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu yang melejit semasa kepemimpinan Mardani H Maming, yang salah satunya karena imbas perolehan suara Jokowi - JK saat Pilpres 2014 lalu yang mencapai 63 persen di kabupaten tersebut, DR. Taufik Arbain, justru memuji strategi Mardani H Maming sebagai kepala daerah waktu itu.

Taufik Arbain menilai, Mardani H Maming sukses melakukan dua pendekatan. Pertama, Mardani berusaha memenangkan suara Jokowi di daerah kekuasaannya, karena Mardani paham benar soal dampak dari politik electoral.

Memang terbukti, Presiden Jokowi bahkan menyempatkan diri datang ke Tanah Bumbu, dan tentu saja Kabupaten Tanah Bumbu lebih mudah mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat untuk pembangunan di daerahnya.

Baca Juga: BKD Prabowo-Sandi Apresiasi Kinerja Jokowi

"Kedua, Mardani pandai dalam mengawal kemenangan tersebut dengan teknik lobby dan negosiasi yang jitu. Tentunya, dengan jaringan yang kuat," kata Taufik Arbain.

Terkadang di daerah lain, banding dia, terdapat daerah yang memenangkan salah satu paslon, namun tak dikawal dengan teknik lobby dan negosiasi yang baik.

“Itulah kecerdasan yang dimiliki oleh Mardani. Mampu memenangkan kawasan dan mengawalnya,” ucap Taufik Arbain.

Baca Juga: Masing-masing Timses Paslon Paparkan Keberhasilan Jagoannya

Taufik Arbain berharap, pasca Pemilu 17 April 2019, pihak manapun yang menang, hendaknya, tetap melakukan dua strategi yang diterapkan oleh Mardani H Maming tersebut. Baik dari legislatif maupun eksekutif.

Mengingat, jelas dia, persoalan pembangunan tak cukup hanya sampai tahap memenangkan, namun diperlukan proses negosiasi serta proposal yang meyakinkan pembangunan di daerah Kalsel.

Baca Juga: Mardani H Maming Sebutkan Keuntungan Kalsel Jika Pilih Jokowi-Ma'ruf

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Budi Ismanto