Penyanderaan Pilot Susi Air

Pengamat Desak TNI Lakukan Evaluasi Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Direktur Eksekutif Indonesian Defence Strategy Forum (IDFS), Iwan Septiawan menilai pembebasan pilot Susi Air Philip Mehrtens merupakan hal krusial.

Tampak kondisi terkini pilot Susi Air Philip Mehrtens berdasarkan video yang dipublikasikan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka pada Jumat (10/3/2023). Dok. TPNPB-OPM

apahabar.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Defence Strategy Forum (IDFS), Iwan Septiawan menilai pembebasan pilot Susi Air Philip Mehrtens merupakan hal krusial yang perlu menjadi perhatian pimpinan TNI.

TNI dan Polri harus melakukan evaluasi dalam upaya pembebasan pilot yang disandera oleh TNPB-OPM tersebut. Hal itu perlu dilakukan mengingat hingga saat ini sudah banyak korban dari pihak TNI, Polri, bahkan warga sipil.

"Terkait kasus Papua ini, pihak TNI sendiri harus mengevaluasi pasukan yang dikirim ke Papua. Saya lihat memang evaluasi ini sudah sangat urgent," ujar Iwan saar ditemui apahabar.com, Senin (28/8).

Baca Juga: Pilot Susi Air Tak Kunjung Bebas, Imparsial Desak Optimalkan Pendekatan Nonmiliter

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, lanjut Iwan, dinilai perlu untuk meninjau pasukan TNI. Evaluasi yang perlu dilakukan di antaranya mengenai sejauh mana kapasitas dan kapabilitas pasukan TNI di Papua dalam upaya pembebasan Philip Mehrtens.

Sebelumnya, Panglima TNI telah menerapkan siaga tempur. Penerapan siaga tempur tersebut, menurut Iwan, seharusnya TNI pendekatan keamanan itu sudah dikurangi.

"Ketika penerapan siaga tempur itu sudah putuskan oleh panglima TNI, maka selayaknya operasi-operasi di Papua itu lebih maksimal dalam arti dalam penguatan operasi yang dilakukan oleh bersama dan TNI dan Polri," ujarnya.

"Bukan pendekatan keamanan lagi, tapi lebih ke pendekatan militer, " imbuhnya.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Susun Strategi Jitu Selamatkan Pilot Susi Air

Iwan menilai pihak TNI telah dalam upaya pembebasan pilot Susi Air sudah maksimal. Namun ada beberapa catatan, salah satunya yaitu TNI harus bisa merahasiakan informasi. Sehingga kegiatan tidak termonitor oleh KKB sendiri, jadi seharusnya bisa dilakukan lebih silent operation.

"Dan satu hal yang harus diperhatikan, dalam operasi ini ada kemampuan para personil dalam mendapat dukungan penuh dari masyarakat Papua dan segenap rakyat indonesia dalam meraih hati masyarakat Papua," ujarnya.

"Oleh karena para personil yang diterjukan harus familiar dengan local wisdom yang ada, to win the heart," tutupnya.