Kenaikan Gaji Polisi

Peneliti Antikorupsi Endus Bau Amis Politisasi Kenaikan Gaji Polisi

Peneliti Pusat Studi Antikorupsi Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah mengendus motif politisasi dalam kenaikan gaji polisi yang diusulkan Presiden Jokowi

Paket Sembako dari Kapolri untuk masyarakat Jakarta Utara di Mapolres Metro, Jakarta Utara, Rabu (5/4). (Foto: apahabar.com/Ryan Suryadi)

apahabar.com, JAKARTA – Peneliti Pusat Studi Antikorupsi Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah mengendus motif politisasi dalam kenaikan gaji polisi yang diusulkan Presiden Jokowi. 

Sebab kenaikan gaji polisi disinyalir dilatarbelakangi motif politik jelang Pemilu 2024.

“Menjelang tahun politik, itu (kenaikan gaji ASN/TNI-Polri) kerap kali dilakukan,” kata Herdiansyah kepada apahabar.com, Selasa (22/8).

Baca Juga: Gaji Polisi Naik, Kapolri Sigit Singgung Ekonomi Indonesia Bertumbuh

“Isu kenaikan gaji ASN termasuk TNI-Polri sangat seksi memang,” sambungnya.

Baca Juga: Gaji Dinaikkan, IPW Khawatir Polisi Masih Lindungi Bisnis Ilegal

Menurut pria yang akrab disapa Castro, kenaikan gaji para ASN maupun TNI-Polri menjelang pesta demokrasi tentunya akan menarik simpati dan dukungan dari para aparatur negara tersebut.

“Tentu ingin menarik simpati dan dukungan ASN,” tuturnya.

Kendati demikian, kenaikan gaji para aparatur negara tersebut merupakan kewenangan Presiden Jokowi. Namun, menurutnya kenaikan gaji tersebut tentunya tak bisa dilepaskan dari motif yang menyelubungi menjelang gelaran Pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: ISESS: Kenaikan Gaji Tak Hilangkan Perilaku Korup Polisi!

“Itu kan suka-suka Presiden aja (kenaikan gaji) kapan mau dinaikkan gaji ASN,” imbuhnya.

“Kalau menjelang pemilu, ya tentu motif elektoralnya susah dinafikan,” pungkasnya.