Kalsel

Penduduk Miskin di Kalsel Berkurang, BPS: Angka Kemiskinan Terus Menurun

apahabar.com, BANJARBARU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, merilis angka tingkat kemiskinan di Kalsel yang terus…

Kepala BPS Kalsel Diah Utami, saat ditemui seusai menggelar jumpa pers di kantor BPS provinsi Kalsel, Senin (3/2) siang. Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah

apahabar.com, BANJARBARU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, merilis angka tingkat kemiskinan di Kalsel yang terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data terakhir mereka, penduduk miskin di Kalsel pada periode September 2018 hingga September 2019 berkurang sekitar 4,72 ribu orang.

Begitu juga pada per semester 2019 terhitung sejak Maret 2019 hingga September 2019 berkurang 2,19 ribu orang.

Dengan perbandingan, pada September 2018 BPS Kalsel mencatat penduduk miskin di Kalsel berjumlah 195,01 ribu. Sedangkan, September 2019 turun menjadi 190,29 ribu orang.

Angka tersebut menempatkan tingkat kemiskinan di Kalsel menjadi yang terendah di regional Kalimantan, dengan persentase 4,47 dari total penduduk.

Sementara, tingkat kemiskinan tertinggi terjadi di Kalbar yaitu sebesar 7,28 persen.

Kepala BPS Kalsel Diah Utami mengatakan, tingkat kemiskinan dapat terlihat dari pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.

“Peranan komoditi makanan terhadap pembentukan garis kemiskinan ini sebesar 71,20 persen, mendominasi,” katanya.

Metode pengukuran yang dilakukan sendiri ialah menghitung Garis Kemiskinan (GK) penduduk, yang terdiri dari dua komponen; Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).

“Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan,” ujarnya.

Lebih lanjut Diah mengungkapkan, jika penduduk memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan maka dikategorikan sebagai warga miskin.

“Garis kemiskinan di Kalimantan Selatan pada September 2019 sebesar Rp.478.123,00 perkapita per bulan,” ungkapnya.

Dilihat dari pengukuran yang mereka lakukan, dia menjelaskan banyak faktor yang mempengaruhi penurunan dan peningkatan jumlah penduduk miskin di Kalsel. Di antaranya, kondisi harga sejumlah komoditi.

Di daerah perkotaan, untuk kelompok makanan, konsumsi beras memberi sumbangan terbanyak terhadap pembentukan GK perkotaan yaitu 16,30 persen.

Ia merinci, konsumsi makanan lain yang relatif memberikan andil besar terhadap pembentukan GK di perkotaan antara lain: rokok kretek filter (10,99 persen), telur ayam ras (5,85 persen), kue basah (3,93 persen), daging ayam ras (3,58 persen), gula pasir (3,13 persen), dan mie instan (2,79 persen).

Sedangkan di daerah pedesaan, untuk kelompok makanan, andil besar terhadap pembentukan GK pedesaan sebesar 22,03 persen, diikuti oleh rokok kretek filter (13,50 persen), kue basah (4,62 persen), gula pasir (3,82 persen), telur ayam ras (3,29 persen), dan daging ayam ras(3,02 persen).

“Lalu, untuk komoditi non makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan pedesaan adalah perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan,” terangnya.

Perlu diketahui, secara umum selama periode 2016 sampai 2019 tingkat kemiskinan baik pada sisi jumlah maupun persentase penduduk miskin di Kalsel terus mengalami penurunan.

Baca Juga:Ups, Kakek di Banjarbaru Juga Ikutan Nikah di Tanggal Cantik 02-02-2020

Baca Juga:Kejurnas Lemkari Anton Lesiangi II Bakal Digelar di Kalsel

Reporter : Nurul Mufidah
Editor: Muhammad Bulkini