Kalsel

Pendidikan Sentuh Pelosok Desa, Sistem Zonasi Buat Orang Tua Murid Selektif

apahabar.com, KANDANGAN – Kesenjangan pendidikan di Indonesia bukan hal baru. Namun perlahan, pemerintah terus berupaya menyentuh…

Foto bersama relawan Kelas Inspirasi bersama SDN Taniti 2 HSS. Foto-Kelas Inspirasi for apahabar.com

apahabar.com, KANDANGAN – Kesenjangan pendidikan di Indonesia bukan hal baru. Namun perlahan, pemerintah terus berupaya menyentuh langsung ke pelosok desa untuk meningkatkan kualitas peserta didik.

Satu di antaranya adalah SDN Taniti 2. Berlokasi di Jalan Sungai Durian, Desa Gumbil, Kecamatan Telaga Langsat. Sekolah dasar berjarak sekitar 24 km dari pusat kota Kandangan, hanya memiliki 31 peserta didik.

Kelihatannya miris, namun kenyataannya sejumlah SD lainnya pun demikian.

Kepala bidang pendidikan SD Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Mardani. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

“Jumlah murid memang naik turun karena wilayah yang sempit. Satu desa bisa memiliki 3 hingga 4 SD,” ucap Kepala SDN Taniti 2, H Mulyadi kepadaapahabar.combelum lama ini.

Sedikitnya jumlah murid tidak menjadikan sekolah ini minim fasilitas. Tidak mewah, namun infrastruktur cukup memadai untuk dikatakan sekolah yang layak. Pembangunan akses jalan pun mulai dikerjakan secara merata.

“Yang kurang sih cuma masalah tempat terbatas. Seperti UKS dan gudang yang jadi satu atau kantor khusus Kepsek dan TU,” lanjut dia.

Senada, Kepala bidang pendidikan SD Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Mardani yang media ini temui di tempat terpisah turut menambahkan. Sekolah yang berdekatan dalam satu wilayah menjadikan masyarakat bebas untuk menentukan pilihan mereka.

“Mereka membandingkan mana yang terbaik atau lebih aktif pembelajarannya. Sehingga sekolah yang agak jauh jadi lebih sedikit jumlah muridnya,” bebernya.

Hal itu, ungkapnya, menyebabkan terhambatnya sertifikasi guru. Sehingga pihaknya mengadakan pelatihan untuk peningkatan kompetensi pengajar.

“Ada sekitar 200 guru yang dipanggil untuk meningkatkan kompetensi mengajar di daerah HSS,” sebutnya.

Mayoritas penduduk setempat adalah petani atau pekebun. Tingkat ekonomi cukup rendah, namun bukan penghalang pendidikan menyebar di wilayah sana. Mardani menyebut hampir tidak ada lagi anak yang putus sekolah.

“Rata-rata sudah melek pendidikan. Lulus SMA bahkan banyak juga yang berkuliah,” imbuh dia.

Keduanya, media ini temui di tempat yang berbeda namun dalam satu kegiatan sama yaitu Hari Inspirasi. Ini adalah gerakan mengajar yang digagas oleh beberapa relawan lintas profesi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Kami dari dinas pendidikan mengucapkan terima kasih kepada para relawan Kelas Inspirasi HSS 4. Kedatangan mereka membantu dan membangkitkan semangat anak-anak dalam menggapai cita-cita mereka,” kata dia mengakhiri.

Baca Juga: Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati

Baca Juga: Demi Pendidikan, DPRD Kalsel Dukung Mushaf Al Banjari

Reporter: Musnita SariEditor: Muhammad Bulkini