Pendidikan Keagamaan

Pendidik Agama Diminta Cetak Anak-Anak yang Akhlakul Karimah

Anak-anak di Kota Surabaya tidak boleh hanya sekedar menghafal, tetapi juga harus mengerti arti dan makna dari kitab suci.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat bersilaturahmi bersama tenaga pendidik keagamaan dalam acara Kurma (Kumpul Akrab), yang berlangsung di Convention Hall, Senin (3/4)

apahabar.com, JAKARTA - Momentum Bulan Suci Ramadan 1444 H menjadi langkah baik bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk terus menciptakan anak-anak yang mengerti dan memahami agama, serta kitab sucinya.

Menindaklanjuti hal itu, para tenaga pendidik keagamaan di Surabaya diminta melakukan pendekatan yang baik kepada anak-anak.

Saat ini Pemkot Surabaya tengah fokus memperkuat ketahanan keluarga. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan mental anak setelah kegiatan pembelajaran daring pasca pandemi Covid-19 lalu. 

Baca Juga: Pemberantasan Radikalisme dan Intoleransi Legasi Baik Bagi Masa Depan Keindonesiaan

Untuk itu, mereka terus menciptakan ruang interaksi sebagai upaya mengantisipasi kenakalan remaja, salah satunya adalah Sinau dan Ngaji Bareng di setiap Balai RW. 

Hal ini diungkapkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat bersilaturahmi bersama tenaga pendidik keagamaan dalam acara Kurma (Kumpul Akrab), yang berlangsung di Convention Hall, Senin (3/4).

Kegiatan ini diikuti oleh 1.945 tenaga pengajar keagamaan yang berasal dari Kecamatan Bubutan, Genteng, Kenjeran, Simokerto, dan Tegalsari.

“Saya minta tolong kepada njenengan (anda) semua untuk menciptakan anak-anak yang mengerti agamanya. Jadikan anak-anak yang memiliki akhlakul karimah yang bisa membedakan mana yang baik dan benar. Kalau sudah dilandasi agama, kita tidak akan menyakiti lainnya, jadi bisa saling membantu,” kata Eri. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 7 Prabumulih Ajarkan Tantangan Hoaks di Dunia Pendidikan

Menurutnya, anak-anak di Kota Surabaya tidak boleh hanya sekedar menghafal, tetapi juga harus mengerti arti dan makna dari kitab suci.

“Sehingga diharapkan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana kegiatan sosial ini dalam kegiatan sehari-hari harus saling bergotong-royong, karena Surabaya adalah kota toleransi,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, Pemkot Surabaya juga memberikan apresiasi kepada tenaga pendidik keagamaan melalui bantuan operasional yang sebelumnya di tahun 2022 mendapatkan bantuan operasional senilai Rp 00 ribu, pada tahun 2023 akan dinaikkan menjadi Rp600 ribu. 

“Setiap bulannya untuk agama apapun. Mereka yang kita berikan apresiasi ini mengajar di Balai RW untuk Sinau dan Ngaji Bareng Jadi ini untuk setiap perwakilan semua agama,” pungkasnya.