Penderita ISPA Melonjak, Pemkot Depok: Bukan Hanya karena Polusi Udara

Peningkatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Depok diklaim bukan hanya akibat polusi udara di Kota Depok. 

Ilustrasi kabut asap. Foto-net

apahabar.com, DEPOK - Peningkatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Depok diklaim bukan hanya akibat polusi udara di Kota Depok. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Mary Liziawati menjelaskan peningkatan ISPA di Kota Depok tidak semata-mata berasal dari polusi udara saja.  ISPA sangat mungkin disebabkan oleh banyak faktor.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa memastikan peningkatan penderita ISPA disebabkan oleh polusi atau bukan. Pasalnya, penderita ISPA sangat mungkin terjangkit oleh serangan virus.

"Kita tidak bisa menjawab atau memastikan, karena kasus ISPA itu bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, atau juga karena alergi, tapi kita akan pantau kasus ini. Dipantau secara ketat," tegas Mary.

Baca Juga: Kasus ISPA di Depok Melonjak 60 Persen, Sebagian Besar Diderita Balita

Namun jika kondisi kualitas udaranya sedang menurun drastis, dan ternyata peningkatan penderita ISPA siginifikan, Dinkes Kota Depok dipastikan akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Hal itu semata-mata untuk memberikan pelayan terbaik kepada warga.

Karena menurutnya, selama ini, seperti yang dilaporkan dari KLHK dan yang diukur oleh DLHK, kualitas udara di Kota Depok masih dalam kategori sedang dan baik. Dengan demikian, penderita ISPA sangat mungkin bukan karena polusi udara.

"Sampai saat ini masih aman lah," terangnya.

Seperti informasi, jumlah penderita ISPA di Kota Depok selama Agustus mencapai 8.698 kasus. Paling banyak ditemukan pada anak di bawah umur 5 tahun.

Baca Juga: Dampak Karhutla, Pasien ISPA Banjarbaru Kalsel Meningkat 900 Kasus

"Pneumonia (gejala radang paru-paru akibat infeksi) pada balita dari 0 sampai 5 tahun itu 182 kasus. Namun pneumonia berat-nya 'nol' ya, sehingga tidak ada yang dirujuk," papar Mary.

Dinas Kesehatan Kota Depok menemukan kasus ISPA bukan pneumonia pada balita sebanyak 4.969 kasus. Selanjutnya, non pneumonia pada usia lebih dari 5 tahun mencapai 3.480 kasus.

"Sedangkan yang pneumonia lebih dari 5 tahun itu ada 67 kasus, jadi total keseluruhannya mencapai 8.698 kasus," papar Mary.