Pendataan Sumur Bor Terbengkalai di Banjarbaru Masih Berlanjut, Beberapa Tak Bisa Dipakai Padamkan Karhutla

Ada sebanyak 50 sumur bor yang tersebar di dua Kelurahan di Banjarbaru. Pertama, 20 titik di Kelurahan Syamsudin Noor, dan 30 titik di Kelurahan Guntung Manggis

Salah satu sumur bor terbengkalai di Banjarbaru. Foto: BPBD Banjarbaru

apahabar.com, BANJARBARU - Berjumlah tak sedikit, pengecekan sumur bor terbengkalai di Banjarbaru masih dilakukan hingga Rabu (3/8/2023) siang.

Sekretaris BPBD Kota Banjarbaru, Rosida Ariyanti mengatakan jika pendataan masih dilakukan pihaknya.

"Untuk sumur bor masih dalam tahap pengecekan sama kawan-kawan bidang. Ada beberapa yang masih aktif dan ada beberapa yang tidak bisa digunakan lagi," katanya saat dikonfirmasi apahabar.com.

Namun perempuan yang akrab disapa Ida ini masih belum dapat membeberkan jumlah pasti sumur bor yang aktif dan yang tidak.

Berdasarkan data yang diterima apahabar.com, ada sebanyak 50 sumur bor yang tersebar di dua Kelurahan di Banjarbaru. Pertama, 20 titik di Kelurahan Syamsudin Noor, dan 30 titik di Kelurahan Guntung Manggis.

Pendataan puluhan sumur bor tersebut dilakukan sejak Senin (31/7) kemarin, dan merupakan tindak lanjut dari hasil rapat Forkopimda terkait penanganan Karhutla di Kota Banjarbaru.

Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin, usai kegiatan coffee morning bersama unsur Forkopimda Banjarbaru di Aula Linggangan Sekretariat DPRD Banjarbaru, Senin (31/7) pagi.

“Kita sudah koordinasi dengan Dandim (1006/Banjar), untuk menghidupkan kembali sumur bor yang ada di daerah titik karhutla,” ujarnya.

Aditya menyebut, titik sumur bor berada di Kecamatan Liang Anggang. Nantinya, sumur bor ini akan dicek apakah masih aktif dan dapat digunakan atau tidak.

“Sumurnya ada di Kecamatan Liang Anggang. Ada sekitar 26 titik,” tambahnya.

Sementara itu, Komandan Kodim 1006/Banjar, Letkol Kav. Zulfiker Sembiring menambahkan, jika di Kecamatan Liang Anggang terdapat sejumlah kanal air yang lokasinya jauh dengan titik api.

Sementara, sarana dan prasarana (sarpras) dalam pemadaman karhutla tak mampu menjangkau titik api. Sehingga, keberadaan sumur bor benar-benar diharapkan dapat membantu dalam penanganan karhutla.

“Jika ada airnya maka akan kita dorong dengan mesin air,” katanya.

Dan jika berhasil, maka lanjutnya air dari sumur bor dapat digunakan untuk membasahi lahan di sekitar lokasi yang mulai kering.

Namun jika sumur bor tidak bisa digunakan, direncakan untuk dibangunkan baru oleh Pemkot Banjarbaru.

Sebagai informasi, upaya pengaktifan kembali sumur bor ini sebagai salah satu cara mengatasi Karhutla di Banjarbaru.

Diwartakan apahabar.com sebelumnya, Badan Restorasi Gambut (BRG) melalui Tim Restorasi Gambut Daerah (TGRD) Kalsel memfasilitasi untuk memintakan bantuan kepada lembaga swadaya masyarakat Wetlands Internasional Indonesia terkait pembuatan sumur bor tersebut, kemudian menyalurkannya melalui LPPM ULM.  Digarap sekitar 2017 silam dengan dana sebesar Rp 338 juta.

Sayangnya, puluhan sumur bor itu terbengkalai karena ketidakjelasan wewenang dalam pemanfaatannya juga status kepemilikan lahan.