Tak Berkategori

Pencopotan Pejabat Bank Kalsel, Ini Analisa Ekonom

apahabar.com, BANJARMASIN –  Keputusan mencopot jabatan dua direksi dan satu komisarisnya Bank Kalsel dalam Rapat Umum…

Bank Kalsel. Foto-Keuangan Kontan.co.id

apahabar.com, BANJARMASIN – Keputusan mencopot jabatan dua direksi dan satu komisarisnya Bank Kalsel dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) dianggap para Ekonom adalah hal yang biasa.

“Bisa jadi mengganti dua direksi dan satu orang komisaris itu akibat ada pencapaian yang dianggap tidak belum maksimal oleh para pemegang saham,” kata Mohammad Zainul.

Dosen Pascasarjana Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari ini mengatakan, keputusan para pemegang saham untuk memberhentikan pejabat Bank Kalsel itu adalah hal wajar.

Baca Juga:Dirut Bank Kalsel 'Pasrah' Jika Jabatannya Dicopot

Zainul mengatakan jika para pemilik modal menganggap para pejabat tidak mampu, maka tak salah jika dicopot.

Dari satu sisi kata Zainul, para pemilik modal punya keinginan perusahaan yang dimodalinya bisa terus berkembang dengan baik, dan modal yang dimiliki bisa dalam posisi aman.”Tentu kebijakan penggantian ini tidak ada hubungannya di luar dari dunia bisnis,” sambung Zainul.

Ia menambahkan, jika kebijakan pergantian Direksi Bank kalsel dibumbuikebijakan di luar dunia bisnis, bisa diperkirakan perkembangan bank milik pemerintah ini tidak akan sesuai dengan keinginan pemegang saham.

Keputusan para pemilik modal tentu ada peraturan internal hingga hasil akhirnya adalah pencopotan jabatan.

Baca Juga:Tiga Petinggi Bank Kalsel Dicopot, Imam: Serahkan ke Ahlinya

Jika ditarik dari sudut organisasi kata Zainul, pemberhentian ini bisa disebut sebagai langkah menyelamatkan organisasi. Kejadian serupa sudah sering terjadi pada perusahaan go publik.

Sedangkan dari sisi kompetitor, tantangan justu lebih besar. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi yang labil.“Tantangan yang dihadapi lembaga perbankan kini lebih besar, tingkat persaingan pun lebih ketat,” ujarnya.

Di tengah kondisi ekonomi dunia yang terbilang belum stabil memang diperlukan sosok direksi dan komisaris yang punya kapasitas cukup untuk mengelola perbankan supaya tak mengalami hambatan.

Di laporkan juga pada 2018 lalu dibandingkan dengan 2017, kinerja Bank Kalsel tidak terlalu menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari keuntungan bisnis yang menurun sekitar 35,6 persen, kredit mikro turun sebesar 17 persen dan kredit konsumtif yang turun hingga Rp23,4 miliar.

Baca Juga:Tiga Petinggi Bank Kalsel Dicopot Pemegang Saham

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Syarif