Pencarian DNA Demang Lehman, Antropologi: Perlu Bentuk Tim Riset Multidisiplin

Antropolog Universitas Lambung Mangkurat, Nasrullah mengatakan pemerintah perlu membentuk tim riset multidisiplin untuk temukan DNA Demang Lehman.

Demang Lehman sosok pemimpin dalam sejrah Perang Banjar. (Foto: dok. YPTD)

apahabar.com, JAKARTA Dosen Antropologi Universitas Lambung Mangkurat, Nasrullah mengungkapkan pemerintah perlu membentuk tim riset multidisiplin guna menemukan DNA Demang Lehman.

Tim riset multidisplin tersebut harus terdiri dari sejumlah peniliti ahli dari berbagai bidang seperti, Antropologi terutama kekerabatan dan antropologi ragawi, sejarawa, sampai dengan kedokteran.

“Hal itu dibutuhkan untuk melacak DNA dari Demang Lehman yang sampai dengan saat ini masih belum diketahui,” ujarnya kepada apahabar.com, Kamis (13/7).

Baca Juga: Titik Terang Keturunan Demang Lehman 

Tidak hanya sabgai bagian dari pemenuhan syarat dari pihak pemerintah Belanda yang menginginkan data tersebut, tapi juga ditujukan untuk menghormati pihak dari keluarga Demang Lehman.

“Hal itu kiranya menjadi penting, sebab jika kepala dikembalikan, lalu diperlakukan bagaimana? tentu dalam tradisi Islam, sebagaimana agama yang dianut Demang Lehman, ada perlakuan secara Islami pula baik pemakaman hingga haulannya.” jelasnya.

Hal itu yang akhir membuat pencarian DNA dari Demang Lehman menjadi persoalan yang sangat penting. Artinya pelacakan itu membutuhkan proses yang secara serius sebab kalau tidak akan mandeg di tengah jalan.

Baca Juga: [ANALISIS] Syarat Muskil Belanda Pulangkan Kepala Demang Lehman

“Selain itu, dukungan masyarakat kiranya dibutuhkan juga agar pemerintah pusat mau mengupayakan seperti dari pihak kerajaan Banjar sebab Demang Lehman adalah salah satu pejuang Banjar,” katanya.

Nasrullah menyarankan upaya pencarian dari DNA tersebut dapat dimulai dengan melihat sejumlah catatan yang terjadi pada saat eksekusi dari pejuang Banjar tersebut dilakukan.

“Namun tetap dibutuhkan upaya upaya kerja keras, salah satunya melalui diplomasi budaya melalui hubungan internasional jika hal tersebut merupakan keinginan kita,” pungkasnya.