Pemprov Kalsel Pastikan Stok Pupuk Subsidi Aman

Pemerintah provinsi menyebut stok pupuk bersubsidi tercukupi untuk seluruh petani di 13 kabupaten/kota di Kalsel.

Ilustrasi pupuk bersubsidi. Foto-Antara

apahabar.com, BANJARBARU - Pemerintah provinsi menyebut stok pupuk bersubsidi tercukupi untuk seluruh petani di 13 kabupaten/kota di Kalsel.

Agar para petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi ini, syaratnya bergabung dengan kelompok tani atau gabungan kelompok tani di desa masing-masing.

Pelaksana pembagian kartu tani pada Dinas TPH Kalsel, Radiansyah, mengatakan alokasi ketersediaan pupuk bersubsidi selalu tercukupi dalam lima tahun terakhir, termasuk tahun ini.

Dia mengatakan dari 13 kabupaten/kota yang mendapatkan pupuk bersubsidi, ada tiga yang serapannya paling sedikit yakni Banjarmasin, Banjarbaru dan Hulu Sungai Utara.

Adapun yang paling banyak serapan pupuk subsidinya adalah Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan Tabalong. "Karena memang dua kabupaten ini sangat luas wilayah pertaniannya," ujar Radiansyah, Minggu (5/2).

Baca Juga: Sesalkan Kecelakaan Armada Pemadam Pemkot Banjarmasin, Ibnu Sina Bingung Ganti Rugi ke Korban

Sementara Banjarmasin dan Banjarbaru menjadi kota dengan serapan pupuk bersubsidi paling sedikit, lantaran sudah banyak lahan pertanian yang hilang atau diubah menjadi pembangunan.

Untuk pupuk bersubsidi saat ini sesuai dengan Permentan Nomor 10 tahun 2022 yang ditetapkan pada bulan Juli lalu hanya tinggal dua jenis saja.

Di Kalsel ada NPK dan UREA. Selain jenis pupuk bersubsidi yang berkurang, jenis komoditasnya pun juga berubah menjadi 9 komoditas yang mendapatkan pupuk bersubsidi.

Kesembilan komoditi tersebut terdiri dari tiga komoditi subsektor tanaman pangan yaitu padi, jagung, kedelai serta cabai, bawang merah dan bawang putih.

"Untuk komoditi subsektor perkebunan yang mendapatkan pupuk bersubsidi adalah tebu, kopi dan kakao,” katanya.

Baca Juga: Respons Pihak Nikita Mirzani Usai Dilaporkan Tengku Zanzabella Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Pembagian pupuk bersubsidi ini langsung dilakukan di kabupaten/kota dengan para kelompok tani yang ada. Sampai saat ini, kata dia, para kelompok tani selalu tercukupi dengan pupuk bersubsidi yang telah disediakan.

"Kalaupun terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi, biasanya dikarenakan ada petani yang tidak tergabung dalan kelompok tani," tutup Radiansyah.