Pemprov DKI Libatkan Dua Kementerian Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemprov DKI Jakarta membangun sinergi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kementerian Pekerjaan

Muhajir Effendy (kiri), beserta Heru Budi (tengah) saat usai menjalankan rapat koordinasi penumpasan kemiskinan DKI Jakarta. Rabu (15/2) (apahabar.com/Reka)

apahabar.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta membangun sinergi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) untuk mengatasi kemiskinan di DKI Jakarta.

Terutama Pemrov DKI Jakarta ingin melakukan sinkronisasi data kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. 

"Intinya para Menteri hari ini hadir untuk membantu Pemda DKI untuk melakukan pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, bedah wilayah atau bedah kawasan mana saja titik-titiknya, nanti kita koordinasi dengan Menteri PMK dan Menteri PUPR,” kata Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi, Rabu (15/2).

Baca Juga: Bakal Susun RKPD 2024, DPRD Soroti Stunting hingga Kemacetan Jakarta

Ia menerangkan bahwa DKI Jakarta tengah melakukan pemugaran sejumlah kawasan yang tergolong miskin dan miskin ekstrem. Maka, Pemprov DKI tengah mematangkan langkah untuk menyinkronisasi data dengan dua kementerian.

“Sinkronisasi data ini pasti terjadi setiap tiga bulan sekali, karena namanya penduduk kan pasti ada yang keluar dari jakarta, ada yang bertambah,” ungkap dia.

Baca Juga: Atasi Masalah Kemiskinan, PBNU Jadikan Jember sebagai Pilot Project BUMNU

Sementara, Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa ia bakal meningkatkan akselerasi penanganan kemiskinan ekstrem dan penanganan kampung kumuh di DKI Jakarta.

“Memang data ini menjadi masalah yang masih krusial, karena itu perlu ada triangulasi data. Kami melakukan koordinasi lapangan untuk melakukan program super prioritas presiden, yang pertama yaitu program pengurangan stunting," imbuh dia.

Baca Juga: 5 Jurus Jitu Kemenkes Cegah Stunting di Indonesia

"Sebagaimana kita ketahui, target dari kita sesuai dengan arahan dari bapak presiden itu stunting di indonesia ada di angka 14 persen pada 2024 sementara posisi kita sekarang ada di 22.6 persen,” sambung dia.

Untuk itu, ia berharap pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem dapat dilakukan sejumlah pihak agar dapat diwujudkan melalui program dan pendekatan yang sesuai.

“Kemudian yang kedua pengurangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim di Indonesia diharapkan tidak lagi ada kemiskinan ekstrim atau mendekati nol,” ujarnya.

“Dan yang ketiga revitalisasi vokasi dalam rangka menyiapkan usia muda produktif untuk memasuki dunia kerja lebih baik,” pungkasnya.