Kalsel

Pemkot Banjarmasin Respons Keluhan Penyandang Disabilitas

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota atau Pemkot Banjarmasin memastikan penyandang berkebutuhan khusus atau disabilitas mendapatkan hak…

 Trotoar di Jalan Ahmad Yani, Banjarmasin dianggap belum ramah bagi penyandang disabilitas. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota atau Pemkot Banjarmasin memastikan penyandang berkebutuhan khusus atau disabilitas mendapatkan hak setara.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang atau PUPR menyediakan guiding blocks atau pemandu bagi penyandang tunanetra pada sejumlah fasilitas umum seperti trotoar.

Ketua Perkumpulan Penyandang Cacat Indonesia (PPDI) Kota Banjarmasin, Slamet menilai sejumlah guiding blocks berada dalam kondisi memprihatinkan karena diletakkan dalam posisi yang salah. Itu dinilai membahayakan penyandang disabilitas.

“Memang banyak yang terputus, karena trotoar menyambung dengan jalan masuk kantor. Ada yang ditaruh sembarangan dengan posisi enggak benar,” katanya.

Kepala Bidang Jalan Dinas PUPR Banjarmasin, Chandra akan berkoordinasi lebih lanjut untuk menangani kondisi itu.

“Harap maklum saja, saat ini memang jalur disabilitas belum sambung semua, karena ada yang dalam proses pengerjaan,” terangnya.

Sedangkan untuk akses kendaraan keluar masuk bangunan kantor yang juga dikeluhkan, ia bakal menyinkronkan dengan kepandaian yang nyaman untuk akses kendaraan.

Langkah demikian turut memastikan untuk trotoar Jalan Ahmad Yani akan ramah bagi penjalan kaki terutama kaum disabilitas.

“Desain trotoar yang kita lanjutkan ini untuk kaum difabel dan akses bangunan akan ikut menyesuaikan,” katanya.

Hal demikian, lanjut Chandra sudah mendapatkan rekomendasi teknis dari Balai Jalan. Desain trotoar dengan tinggi 25 meter dan lebar 3 meter ini mengutamakan jalur penyandang disabilitas yang rata dan tidak turun naik.

Belum lagi desain penambahan lampu hias sekitar 208 buah yang dipasang sepanjang trotoar lengkap dengan kursi tamannya.

Jika mobil terbiasa keluar masuk dengan trotoar terdahulu, maka dengan desain sekarang perlu sedikit pelan untuk melewati hambatan itu.

“Tentu desainnya sangat aman bagi difabel dan pejalan kaki,” tegasnya.

Meski begitu, pengerjaan Dinas PUPR menghadapi beberapa kendala. Contohnya, Chandra menerangan banyaknya akses jembatan terdahulu yang tinggi dan masuk ke badan jalan.

Hal itu tentu perlu disinkronkan dengan bentuk desain trotoar yang ramah terhadap pejalan kaki dan kaum difabel.

“Besar harapan kami dukungan dan bantuan masyarakat untuk pembangunan trotoar yang ramah difabel,” katanya.

Baca Juga: Kebakaran Hebat di Pulau Sebuku Kotabaru, Api Masih Membara

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah