Potensi Pertanian

Pemkab Lumajang Komitmen Tingkatkan Potensi Cabai Rawit

Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni beserta sejumlah perangkat daerah yang lain secara serempak memanen cabai rawit di Desa Bades, Kecamatan Pasirian Lumajang

Pemkab Lumajang panen cabai bersama di Desa Bades, Lumajang. Foto: Kominfo

apahabar.com, LUMAJANG - Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni beserta sejumlah perangkat daerah yang lain secara serempak memanen cabai rawit di Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (13/1).

Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan bahwa Desa Bades memiliki sekitar 90 hektare pertanian cabai yang menjadi potensi pemasok besar kebutuhan cabai di Kabupaten Lumajang.

Selain itu, Indah Wahyuni juga optimis lahan pertanian cabai di Desa Bades dapat menjadi solusi untuk mengendalikan inflasi di daerah.

Baca Juga: Kabupaten Lumajang Darurat Dokter Spesialis!

"Potensi cabai selain jadi kebahagiaan para petani juga dapat mengendalikan inflasi di daerah. Harga cabai tinggi petani senang, tapi inflasi naik. Ini juga perlu diseimbangkan," ungkap Indah Wahyuni.

Pj Bupati Lumajang juga optimis harga cabai saat ini masih terkendali meskipun terdapat peningkatan harga yang cukup signifikan. Berdasarkan SISKAPERBAPO Kabupaten Lumajang, harga cabai rawit saat ini berkisar antara Rp 50-60 ribu per kilogram.

Selain itu, Pemkab Lumajang juga memberikan bantuan berupa 40 lembar perangkap likat kuning untuk mengatasi hama serangga kepada kelompok tani Suka Tani di Desa Bades Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

Baca Juga: Transformasi Digital, 496 UMKM di Lumajang Terdaftar Aplikasi TULEN

Kepala Desa Bades Sahid mengucapkan terima kasih kepada pemkab Lumajang atas bantuan perangkap hama. Sementara itu, Sahid juga berharap pemkab Lumajang tetap memberikan perhatian terhadap para petani di Desa Bades dengan fasilitas pertanian seperti pupuk dan obat-obatan.

"Harapannya pemkab memberikan kemudahan akses pupuk dan obat bagi pertanian di Desa Bades. Standar harga komoditas juga perlu diperhatikan pemerintah," ungkap Sahid