Nasional

Pemilu 2019 di Kalsel, 8 KPPS Meninggal dan 64 Tumbang !

apahabar.com, BANJARMASIN – Gugurnya sejumlah petugas penyelenggara meninggalkan tinta hitam bagi Pemilu 2019 di Kalimantan Selatan….

Komisioner KPU Kalsel, Edy Ariansyah menyempatkan diri untuk melayat Muhammad Rizaldi, anggota Kelompok Penyelanggara Pemungutan Suara (KPPS) di Banjarbaru yang meninggal dunia, pukul 20.00, Sabtu (27/4). Foto-KPU Kalsel for apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Gugurnya sejumlah petugas penyelenggara meninggalkan tinta hitam bagi Pemilu 2019 di Kalimantan Selatan.

Kali pertama dihelat secara serentak, tercatat 8 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meregang nyawa, dan 64 lainnya tumbang alias jatuh sakit.

Sebelum gugur, para pejuang demokrasi tersebut umumnya mengeluh sakit. Beberapa di antaranya juga tak kuat bergadang, maupun kehilangan nafsu makan.

Bahkan, di luar daripada itu, dari catatan apahabar.com, Brigadir Pol Arie Adrian Winatha juga tutup usia.

Arie adalah salah satu personel Korps Bhayangkara yang sehari-hari berdinas di Biro Ops Polda Kalsel.

Ia diperbantukan atau BKO dalam pengamanan Pemilu Serentak 2019 di kampung halamannya, Amuntai Tengah, Kabupaten HSU, tepatnya di TPS Sungai Malang,

Komisioner KPU Kalsel Edy Ariansyah mewakili seluruh jajaran penyelenggara pemilu turut berbela sungkawa atas musibah yang terjadi.

“Kami berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” terang Edy di Banjarmasin, kepada apahabar.com, Jumat (5/3) siang.

Ya, beban pemilu serentak bagi anggota KPPS tidaklah ringan. Mereka harus bekerja keras hingga 24 jam untuk menghitung surat suara.

Honor tak seberapa, nyawa yang jadi taruhan. Umumnya honor yang mereka terima hanya Rp500 ribu plus uang makan Rp150 ribu. Berstatus sukarelawan, tidak ada asuransi apapun yang melindung mereka.

Sebagai obat duka, ujar eks staf Bawaslu RI ini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan memberikan santunan kepada petugas pemilu.

Berdasarkan S-316 /MK.02/2019 yang ditandatangani Sri Mulyani Indrawati, untuk meninggal santunan Rp 36.000.000, cacat permanen santunan Rp 30.800.000, luka berat santunan Rp 16.500.000 dan luka sedang santunan Rp 8.500.000.

Selain penyelenggara pemilu meninggal, tercatat ada 65 petugas KPPS yang sedang mengalami perawatan usai menjalani tugas.

Kabupaten Tanah Bumbu menjadi daerah terbanyak bagi pejuang demokrasi yang wafat dibandingkan daerah lain. Sedikitnya, tiga petugas meninggal dunia dalam perhelatan pemilu tersebut.

apahabar.com/Zulfikar

Ya, pemilu 17 April kemarin dinilai begitu menguras tenaga. KPU menggelar Pemungutan dan Penghitungan Suara untuk pemilihan presiden dan legislatif sekaligus.

Mulai dari calon anggota legislatif (caleg) tingkat kota/kabupaten, provinsi, pusat, perwakilan daerah, hingga pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Puluhan ribu caleg itu telah terdaftar dalam 20 partai politik yakni 16 parpol tingkat nasional, dan empat parpol lokal tambahan khusus untuk di Provinsi Aceh.

Seluruh caleg bertarung untuk memperebutkan 17.610 kursi anggota DPRD tingkat kabupaten/kota, 2.207 kursi anggota DPRD tingkat provinsi, 575 kursi anggota DPR RI, dan 136 kursi anggota DPD.

Banyaknya korban jiwa saat penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 menjadi perhatian sejumlah pihak, satu di antaranya Ombudsman RI.

Diwartakan sejumlah media nasional, Ketua Ombudsman RI Amzulian Rifai menyebut, pihaknya akan mengevaluasi proses pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan itu.

Baca Juga: Polda Kalsel Berduka: Terima Kasih Brigadir Pol Arie.!! Jasamu Dikenang

Baca Juga: Lagi, Pejuang Demokrasi di Banjarmasin Embuskan Napas Terakhir

Baca Juga: Pejuang Demokrasi Berguguran Lagi, Rizaldi Anggota KPPS Banjarbaru

Baca Juga: Lagi, Anggota KPPS Meninggal Dunia Akibat Kelelahan

Baca Juga: Santunan Petugas KPPS yang Meninggal dan Sakit Tunggu KPU RI

Reporter: Bahaudin QusairiEditor: Fariz Fadhillah