Nasional

Pemerintah Tunggu Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fase Tiga

apahabar.com, JAKARTA – Menjelang masuk November tahun ini, belum satupun kandidat vaksin Covid-19 yang bisa digunakan….

Ilustrasi kandidat vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan masuk uji klinis fase tiga. Foto-Istimewa

apahabar.com, JAKARTA – Menjelang masuk November tahun ini, belum satupun kandidat vaksin Covid-19 yang bisa digunakan.

Meski begitu, kandidat vaksin Covid-19 tersebut tengah dikembangkan.

Pemerintah Indonesia sendiri sekarang masih menunggu hasil uji klinis fase tiga kandidat-kandidat vaksin Covid-19 tersebut.

Hasil uji klinis itu untuk memastikan keamanan vaksin Covid-19.

“Saat ini kandidat-kandidat vaksin sedang dalam uji klinis fase tiga, untuk memastikan keamanan efek samping dan rentan dosis aman yang akan digunakan kepada manusia. Pemerintah masih menunggu hasil uji klinis,” ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis.

Wiku mengatakan nantinya dokumen hasil uji klinis akan ditransfer ke BPOM untuk diperiksa.

Pemerintah menekankan pengembangan vaksin dilakukan dengan hati-hati dan tidak terburu-buru.

“Dengan tetap berpedoman pada standar kesehatan,” jelasnya.

Dia menekankan setelah uji klinis berhasil sesuai standar kesehatan, maka nanti BPOM baru bisa mengeluarkan izin untuk dapat digunakan.

Adapun di sisi lain saat ini seluruh Provinsi masih terus berusaha mengembangkan kesiapan terkait vaksinasi secara nasional sesuai roadmap atau peta jalan dari Kementerian Kesehatan.

Persiapan vaksinasi dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek baik logistik maupun kesiapan sumber daya manusia.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) per tanggal 19 Oktober 2020, ada sejumlah 44 kandidat vaksin Covid-19 yang sudah memasuki tahap uji klinik dan 154 kandidat vaksin yang sedang pada tahap pre-klinik.

Di antara sejumlah kandidat vaksin tersebut yang sudah memasuki tahap uji klinik fase 3 antara lain adalah vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac, Sinopharm, University of Oxford dengan biofarmasi AstraZeneca, CanSino, Gamalea dari Rusia, Janssen Pharmaceutical, Moderna, BioNTech Pfizer dan Novavax.