Satu Arah Jalan Depok

Pemberlakuan Sistem Satu Arah Jalan Nusantara Depok Tuai Pro-Kontra

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tengah menjalin koordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan untuk memberlakukanĀ 

Ilustrasi kemacetan di Jalan Nusantara, Depok. Foto: apahabar.com/Reka Kajaksana

apahabar.com, DEPOK - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tengah menjalin koordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan untuk memberlakukan sistem jalan satu arah di Jalan Nusantara, Depok.

"Saat ini rencana tersebut masih dalam tahap pengajuan ke BPTJ Kemenhub, karena Jalan Nusantara merupakan Jalan Nasional," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok, Eko Herwiyanto, Senin (13/3).

Ia menerangkan bahwa rencana kebijakan satu arah menuai pro dan kontra dari masyarakat Depok. Terutama sistem satu arah yang diterapkan dinilai merugikan para pedagang di sekitar Jalan Nusantara, Depok.

Baca Juga: Jalan Kartini Macet Parah, Warga Depok Keluhkan Angkot Ngetem Sembarangan

Menurut salah seorang pedagang masakan padang, Yudi Anugrah (30) mengaku pemberlakuan sistem satu arah akan berdampak pada omzet warung makannya. Sebab para pengendara enggan berhenti dan berputar jauh untuk menikmati dagangannya.

"Kalau cuma satu arah lah kayak waktu itu yang lihat atau berhenti depan warung pasti jarang, orang-orang juga males buat muter jauh," kata Yudi.

Semula ia menyebut pernah diberlakukan satu arah di ruas Jalan Dewi Sartika dan Jalan Raya Sawangan menuju pertigaan Jalan Kartini-Margonda, Depok.

Maka pengendara dari Jalan Raya Kartini yang hendak mengarah ke Jalan Raya Sawangan dialihkan memutar di Jalan Arief Rahman Hakim (ARH) terus menuju Jalan Nusantara, Pancoran Mas, Depok.

Baca Juga: Kabel Semrawut di Sawangan Depok Membahayakan Pengguna Jalan

Kemudian, warga Soka Raya, Depok, Salsabila (26) mengaku mengeluhkan pemberlakukan sistem jalan satu arah. Sebab justru menimbulkan pengendara yang melawan arah dan berpotensi pada kemacetan.

"Dulu kan pernah ada sistem satu arah, gara-gara itu rumah saya depan jadi macet dan kadang banyak pemotor pakai knalpot bising lewat buat motong jalan, ya walaupun itu jalanan umum juga tetap aja bukan jalan utama kan," üjar Salsabila.

Namun menurut Ayu (38) yang berdomisili di Sawangan, Depok mengaku setuju dengan pemberlakukan sistem satu arah Jalan Nusantara Depok. Selain dapat mengurai kemacetan, penerapan sistem ini juga memberi pelajaran kepada pengendara untuk tertib berlalu-lintas.

Baca Juga: Pembangunan di Depok Timpang, Persoalan Laten Tak Kunjung Tuntas

"Ya demi kemaslahatan umat dan mengurangi kemacetan kenapa nggak, aku sih setuju aja asal tidak merugikan orang lain dan bisa mengurai kemacetan di Depok aja," sebutnya.

Hal senada juga diungkap pelajar SMAN 1 Depok, Fajar (18) yang sepakat jika diberlakukan sistem jalan satu arah. Sebab tidak terjadi penumpukan kendaraan yang mengakibatkan kemacetan.

"Setuju biar lega jalan jadi ga stuck di situ-situ aja kalo bubaran sekolah, jadi makin luas kan kalo sistem satu arah tersebut diberlakukan," jelas Fajar.