Arus Mudik 2023

Pembayaran Nontunai, Kemenhub: Urai Kepadatan di Simpul Transportasi

Kemenhub menyebut pembayaran secara cashless memberi manfaat positif bagi sektor transportasi, terutama menguraikan kepadatan di simpul-simpul transportasi.

Ilustrasi sejumlah pemudik berada di Kapal KM Dobonsolo di Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/4/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut pembayaran secara cashless (nontunai) memberi manfaat positif bagi sektor transportasi, terutama menguraikan kepadatan di simpul-simpul transportasi.

"Cashless sebagai anak digitalisasi adalah suatu keniscayaan. Cashless membantu mudik lebih lancar. Pembayaran nontunai bisa menguraikan kepadatan di simpul-simpul transportasi, seperti di bandara dan pelabuhan," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam webinar Mudik Aman dan Nyaman dengan Cashless, Senin (17/4).

Menurut Adita, pembayaran yang menggunakan cashless memudahkan dalam mudik, termasuk di tempat istirahat. Oleh karena itu, dia berharap pihak operator telekomunikasi bisa mendukung dalam penerapan cashless saat mudik.

Adita menuturkan digitalisasi kini menjadi suatu keniscayaan bagi semua sektor, termasuk sektor transportasi. Pada era digitalisasi seperti saat ini, mau tidak mau membuat masyarakat harus bisa mengubah kebiasaan menuju suatu yang lebih efisien, mudah, dan simpel.

Baca Juga: Jelang Arus Mudik, ASDP Batulicin Angkut 3.000 Penumpang per Hari

"Bicara digitalisasi, kita harus bersyukur bahwa ketika pandemi melanda negara kita dan global memberikan hikmah berupa dorongan bertransformasi secara digital, mulai dari membeli tiket hingga melakukan check-in saat perjalanan," kata Adita.

Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP) Ira Puspadewi mengungkapkan bahwa penggunaan cashless untuk pembelian tiket sejak Agustus 2018.

Pada awalnya, kata dia, tentu tidak mudah. Konsumen ASDP tentunya beragam dan banyak di daerah timur, ditambah lagi ketersediaan infrastruktur berbeda dengan di Pulau Jawa dan Bali.

"Itu adalah tantangan bagi ASDP, tantangan yang lain saat penerapan cashless adalah taraf perekonomian masyarakat. Pada tahun 2018, kami mulai cashless, penolakannya luar biasa, tetapi kami tidak boleh mundur. Kami melaksanakannya pada musim Lebaran dan pertama kali diterapkan di lintasan tersibuk Merak-Bakauheni pada saat peak season," kata Ira.

Baca Juga: Delapan Lintasan Penyeberangan, ASDP Siap Layani 4,98 Juta Pemudik

Saat ini, dia pun mengakui masih ada masyarakat yang protes atas penerapan digitalisasi pembayaran tiket ASDP. Bahakn, masih ada masyarakat yang tetap bersikeras untuk melakukan go-show pembelian tiket. Namun, ASDP tetap mengedepankan cashless.

Pada tahun ini, lanjut dia, minat mudik sangat besar, apalagi PPKM sudah dicabut. Dibandingkan tahun lalu, pada tahun 2023 prediksi pemudik mencapai lebih dari 182 juta orang, padahal tahun 2022 hanya sekitar 85 juta.

"Menurut kami pelayanan menggunakan cashless adalah hal yang mutlak karena hal ini untuk kenyamanan semua orang. Pandemi COVID-19 memberikan kesempatan bagi kita untuk mengakselerasi cashless dan digitalisasi," kata Ira.

Pada kesempatan itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung berbagai kebutuhan saat mudik dengan layanan cashless melalui aplikasi BCA mobile.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Tinggi, BCA Konsisten Tak Naikan Suku Bunga KPR

Ia pun mengingatkan agar nasabah BCA untuk selalu mengecek saldo dan top up Flazz sebelum masuk tol. "Jika kartu Flazz BCA hilang, jangan khawatir. Jika kartu hilang saat mudik, segera kontrol transaksi atau blokir melalui myBCA atau BCA mobile," kata dia.

Ia juga menjelaskan transaksi cashless tumbuh pesat dan pada bulan puasa ini biasanya meningkatkan transaksi bulanan nasional sebesar 8—9 persen daripada periode normal.

"Dukungan regulasi dari BI meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi cashless," ujarnya.