Peluang Baru Industri Sagu-Cokelat Artisan, Kemenperin Dalami Potensinya

Kemenperin terus mendalami potensi pengembangan industri sagu dan cokelat artisan, menyusul ketertarikan besar atas komoditas tersebut dari pasar luar negeri.

Kemenperin terus dalami potensi pengembangan industri sagu dan cokelat artisan, menyusul ketertarikan besar atas komoditas tersebut dari pasar luar negeri. Foto: cacaoandcardamom.com

apahabar.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendalami potensi pengembangan industri sagu dan cokelat artisan, menyusul ketertarikan besar atas komoditas tersebut dari pasar luar negeri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menjelaskan tepung sagu merupakan salah satu bahan pangan sumber daya lokal yang memiliki potensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan utama.

“Dengan konten pati yang cukup tinggi, produktivitas tanaman sagu dapat mencapai 6,25-7,5 ton pati/ha/tahun, dengan asumsi pohon sagu yang dipanen hanya sebanyak 25 pohon sagu/hektare. Dengan demikian, potensi pati yang bisa dimanfaatkan mencapai 41,25 juta ton pati sagu/tahun,” katanya dalam keterangan, di Jakarta, Sabtu (27/5).

Pati sagu juga memiliki keunggulan dari sisi kesehatan, yaitu gluten free, low glycemic index, dan high resistance starch content, sehingga cocok dikonsumsi penderita diabetes.

Baca Juga: Pelatihan Vokasi Industri 3 in 1, Kemenperin Bidik 26.000 Orang

Pemanfaatan sagu dapat mendukung ketahanan pangan, mengingat ketersediaan sagu yang melimpah, sehingga dapat disimpan untuk waktu panjang, baik berupa produk pati maupun tanaman hidup. Sagu juga dapat dikembangkan untuk pasar ekspor melalui produk-produk turunannya.

“Penggunaan sagu sebagai bahan baku produk pangan sangat luas, di antaranya beras analog, mi instan, dan pemanis. Selain itu, sagu juga dapat dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol, biogas dan plastik biodegradable,” imbuhnya.

Menurut Putu, potensi pengembangan yang sangat luas ini membutuhkan kerja sama semua pemangku kepentingan. Langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan industri sagu, antara lain penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan infrastruktur, kegiatan promosi, dan menarik investor baru.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika. Foto: Kementerian Perindustrian

Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin pun telah menyusun rencana aksi pengembangan industri sagu tahun 2023. Fokus rencana aksi dimulai dengan penyusunan pohon industri sagu, pemetaan produksi sagu dan pati sagu, pemetaan potensi kebutuhan sagu, hingga promosi investasi industri pengolahan sagu secara inklusif.

Baca Juga: Temukan Segala Jenis Makanan-Minuman Berbahan Cokelat di Doesoen Kakao

Industri cokelat artisan di Indonesia juga memiliki potensi yang besar untuk dioptimalkan. Saat ini terdapat 31 cokelat artisan dengan kapasitas terpasang 1.242 ton per tahun dan pangsa pasar mencapai 1,3 persen dari 10 persen potensi pasar cokelat Indonesia.

Angka ini masih memiliki potensi untuk ditingkatkan, mengingat tren di pasar cokelat yang semakin memprioritaskan kualitas produk cokelat.

Putu menyampaikan bahwa potensi pengembangan cokelat artisan ini masih terbuka. Pasalnya, industri cokelat artisan didukung oleh keberadaan Indonesia di khatulistiwa, yang merupakan tempat ideal bagi tumbuhnya tanaman kakao.

Saat ini, terdapat 16 lokasi biji kakao premium yang mempunyai keunikan cita rasa dan cerita yang berbeda dari masing-masing daerah untuk dibagikan kepada para konsumen.

Baca Juga: Sertifikasi Halal 2024, Kemenperin Dorong Industri Siap Masuki Pasar

“Cokelat artisan merupakan salah satu produk hilir kakao yang dibuat dari biji kakao kualitas premium dan melalui tahap proses produksi secara khusus, sehingga menghasilkan produk cokelat berkualitas tinggi dan cita rasa yang khas. Selain itu, produk ini menyajikan story telling yang menarik bagi konsumen dan masih terdapat 600 cita rasa cokelat di Indonesia yang perlu dieksplorasi oleh pelaku usaha,” ujar Putu.

Industri cokelat artisan di Indonesia saat ini diarahkan untuk mengusung konsep bean to bar yang sangat memperhatikan kualitas bahan baku kakaonya.

Beberapa cokelat artisan Indonesia bahkan sudah mulai masuk tahapan craft chocolate dengan menggunakan biji kakao fermentasi 100 persen yang mempunyai varietas langka atau unik, sehingga menghasilkan profil rasa, secondary flavour dan aroma yang khas dari biji kakaonya.

Craft Chocolate dibuat oleh chocolate maker yang akan mengontrol mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi hingga produk akhir.

Baca Juga: 'Doesoen Kakao' di Banyuwangi Suguhkan Aneka Atraksi dan Serba-Serbi Dunia Cokelat

“Chocolate maker perlu diperbanyak untuk menunjang penumbuhan industri cokelat. Peningkatan kompetensi SDM cokelat artisan ini perlu dilakukan dengan melibatkan chocolate maker dan para ahli cokelat artisan. Hal ini bisa dimulai dengan membuat suatu grup ataupun forum komunikasi cokelat artisan sebagai wadah sharing knowledge dan networking cokelat artisan,” ungkapnya.

Peningkatan kompetensi SDM industri cokelat artisan menjadi bagian rencana aksi pengembangan industri cokelat artisan Direktorat Jenderal Industri Agro tahun 2023.

Rencana aksi yang disusun meliputi pembentukan asosiasi industri cokelat artisan, peningkatan kapasitas SDM dan promosi produk cokelat artisan.

“Pengenalan cokelat artisan ini perlu dilakukan melalui promosi, kompetisi bahkan ke depannya kita perlu menyelenggarakan suatu event internasional untuk lebih mengenalkan kualitas dan keunikan rasa cokelat artisan,” tandasnya.