Pelecehan Jurnalis

Pelecehan Jurnalis, Partai Ummat: Lapor, Biar Dimikroskop Bokongnya

Juru bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya lepas tangan dan menunggu kasus pelecehan seksual yang dialami jurnalis apahabar.com saat meliput gelaran Rakernas

Para peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Ummat di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (14/2). Foto: Dok.apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA - Juru bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya lepas tangan dan menunggu kasus pelecehan seksual yang dialami jurnalis apahabar.com saat meliput gelaran Rakernas Partai Ummat di Asrama Haji, Jakarta Timur, Selasa (14/2) lalu untuk melapor ke polisi.

Mustofa bahkan tak canggung menyarankan korban pelecehan seksual untuk memeriksakan bokongnya menggunakan mikroskop.

"Jadi dia kan nggak mendaftar untuk liputan, nggak daftar sama saya, datang sekali itu dan membikin masalah seperti itu, makanya lapor polisi dulu, nanti kami dipanggil nanti, korban diperiksa forensik, nanti pantatnya dilihat pakai mikroskop," kata Mustofa kepada apahabar.com, Rabu (22/2).

Baca Juga: Jurnalis apahabar.com Alami Pelecehan Seksual Saat Rakernas Partai Ummat

"Silakan korban lapor polisi, sebagaimana kejadian-kejadian yang lain, nanti standarnya diperiksa oleh forensik, nanti akan memanggil saksi, memanggil panitia, masa panitia yang lapor," sambung dia.

Baca Juga: Kronologi Pelecehan Seksual Jurnalis apahabar.com di Rakernas Partai Ummat

Ia mengaku tak bisa menelusuri kasus pelecehan seksual terhadap jurnalis apahabar.com, meski ia sebelumnya sempat menjanjikan bakal menelusuri kasus pelecehan seksual yang terjadi saat wawancara bakal calon Presiden Anies Baswedan di area luar atau selasar gedung Asrama Haji.

"Korbannya belum lapor ke polisi, kita menelusuri bagaimana," ujarnya.

"Kami itu taat pada undang-undang, korban pelecehan silakan lapor polisi,  jangan panitianya yang lapor, kita tidak tahu kok kejadiannya kapan, di mana kita tidak tahu itu," lanjut dia.

Terkait komitmen partainya, Mustofa menjelaskan bahwa sejak lama Partai Ummat sudah menentang adanya tindak kekerasan seksual.

"Belum partai lahir kita sudah menentang kejadian itu pelecehan seksual. Kita kan muslim, Anda pasti paham lah pasti muslim menentang keras pelecehan seksual bagaimana partai pasti menentang lah jadi membuat pertanyaan pun harus dipikir mana ada Pak Amin Rais pelecehan seksual ya nggak bakalan ada lah apa," jelasnya.

Baca Juga: PSI Kecam Kekerasan Seksual Terhadap Jurnalis Perempuan

Dalam kesempatan sebelumnya, Mustofa Nahrawardaya sudah membenarkan terjadinya pelecehan seksual kepada jurnalis dalam salah satu rangkaian acara Rakernas Partai Ummat.

Namun, ia menepis bahwa pelaku pelecehan seksual merupakan kader Partai Ummat. Bahkan, ia menuduh adanya penyusup yang mengenakan atribut Partai Ummat dan diduga menjadi pelaku pelecehan seksual.

"Ah nggak mungkin (kader Partai Ummat), kapan kader Partai Ummat (melakukan pelecehan seksual), itu pasti penyusup itu," kata Mustofa kepada apahabar.com, Selasa (14/2) lalu.

Baca Juga: KKJ Kecam Pelecehan Seksual Jurnalis Apahabar di Rakernas Partai!

Ia mempersoalkan jurnalis apahabar.com yang tidak langsung melaporkan peristiwa pelecehan seksual kepada panitia. Tetapi, ia mengaku akan berupaya untuk menelusuri dan menguak kasus pelecehan seksual terhadap jurnalis yang sedang meliput Rakernas Partai Ummat.

"Saya baru dapat laporan, kami belum dapat laporan dari korbannya. Kenapa nggak lapor ke kita? itu masalahnya. Tapi nanti gini, ada laporan atau tidak, kalau kami tahu, kami akan serahkan ke pihak berwajib untuk pelecehan seksual," ujarnya.

Kondisi Korban

apahabar.com/Rully

Pemimpin Redaksi apahabar.com, Yusron Sjarief menjelaskan korban pelecehan seksual masih mengalami trauma pascakejadian. Oleh karenanya, tindaklanjut masih berfokus kepada pemulihan korban.

"Setelah kejadian, korban masih trauma. Terutama terhadap kerumunan, dia selalu mencoba menghindar," jelas Yusron.

"Karena itu yang bersangkutan kami istirahatkan sambil proses pendampingan psikis dari ahli selesai," sambungnya.

Asesmen sementara, korban cemas lantaran khawatir apa yang menimpanya di Rakernas Partai Ummat terulang.

Sampai saat ini korban enggan membuat laporan polisi imbas ketakutan-ketakutan tersebut. Kendati begitu Yusron berharap pelaksana kegiatan dapat ikut bertanggung atas apa yang menimpa korban.

"Minimal sekali ada komitmen untuk menyediakan ruang aman peliputan tak hanya untuk jurnalis pria agar kasus serupa tidak terulang di kemudian hari," jelasnya.

KKJ Kecam Kekerasan Seksual Jurnalis

Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) mengecam tindakan pelecehan seksual yang dialami oleh jurnalis apahabar.com yang terjadi beberapa waktu lalu di acara Rakernas Partai Ummat selasa lalu.

Hal ini diungkapkan Koordinator KKJ, Erick Tanjung pada Kamis (16/2) malam. Ia menyatakan jika tindakan yang dilakukan merupakan tindakan pidana yang memiliki konsekuensi hukum. 

“Kami mengecam tragedi yang terjadi pada jurnalis apahabar ketika melakukan kerja-kerja jurnalis,” ungkapnya.

Ia menerangkan jika tragedi kekerasan seksual yang dialami oleh jurnalis sama dengan menghambat kerja-kerja jurnalistik. 

“Apapun itu alasannya merupakan tindak pidana ya, yang pertama karena jurnalis ini mendapat pelecehan saat melakukan kerja-kerja liputan, tentu itu menghalang-halangi kerja-kerja jurnalistik,” imbuhnya.

================================================================

Catatan Redaksi: Artikel ini telah mengalami penyuntingan pada Jumat, 24 Februari 2023 Pukul 22.40 WIB pada bagian paragraf ketiga dengan mencantumkan kata 'nggak'. Demikian kekurangan redaksional telah diperbaiki.