Kalsel

Pelayat Terbatas, Hj Juwairiyah Dimakamkan Satu Kubah dengan Abah Guru Sekumpul Selepas Ashar

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemakaman istri pertama Abah Guru Sekumpul, Hj Juwairiyah binti Sulaiman dilakukan selepas waktu…

Musala Ar-Raudhah Sekumpul diambil sebelum pandemi Covid-19, persis di depannya terdapat kubah Abah Guru Sekumpul, dan di sanalah Hj Juwairiyah dimakamkan, selepas Ashar, Selasa (3/7). Foto-apahabar.com/dok

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemakaman istri pertama Abah Guru Sekumpul, Hj Juwairiyah binti Sulaiman dilakukan selepas waktu Ashar, Selasa (3/7).

Oleh pihak keluarga, almarhum Hj Juwairiyah akan dimakamkan satu kubah dengan Abah Guru Sekumpul, KH Muhammad Zainal bin Abdu Gani.

Ada pun kubah Abah Guru Sekumpul sendiri persis berada di depan Musala Ar-Raudhah. Di sana, seperti diketahui, sudah terdapat makam KH Salman Djalil dan KH Seman Mulia, serta ibunda Abah Guru Sekumpul, Hj Masliah.

Untuk Hj Juwairiyah dimakamkan bersampingan dengan makam ibunda Abah Guru Sekumpul, Hj Masliah.

Makam keduanya ini dengan Abah Guru Sekumpul masih satu atap, hanya dipisah oleh pembatas antara peziarah laki-laki dan perempuan.

“Dimakamkan di dalam kubah Abah Guru Sekumpul, saat Adzan Salat Ashar, biasanya di sini setelah adzan itu dikuburkannya,” ujar Lurah Sekumpul, Gusti Marhusin kepada apahabar.com, Selasa pagi.

Hingga saat ini, jenazah masih disalatkan secara bergiliran sejak almarhumah Hj Juwairiyah tiba di kediaman Abah Guru Sekumpul, Komplek Ar-Raudhah, dini hari tadi.

Hj Juwairiyah menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Citra Graha, Banjarbaru, Senin (2/8) sekitar pukul 21.30 WITA.

Informasi wafatnya Hj Juwairiyah lantas menyebar memenuhi seluruh media sosial.

Selain kebanyak masyarakat Kalsel, mereka sangat merasa kehilangan dan turut menyampaikan bela sungkawa.

Namun, warga telah diingatkan agar tidak usah menghadari pemakaman. Mengingat saat ini masih dalam pandemi Covid-19.

Demi mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Banjar, pihak keluarga hanya membatasi pihak keluarga dan orang-orang tertentu yang dapat masuk ke pemakaman.

“Kami juga mengimbau kepada warga, tidak usah datang. Tolong kita taati sama-sama imbauan yang sudah dikeluarkan. Cukup doakan dari rumah,” imbau Gusti Marhusin.

Alasannya, agar tidak terjadi kerumunan yang akhirnya nanti bakal dianggap dapat menimbulkan klaster baru.

Terlebih lagi, kata dia, Imam Musala Ar-Raudhan, KH Sa’dudin juga telah mengingatkan petugas, agar memerhatikan protokol kesehatan selama pemakaman.

“Jadi untuk protokol kesehatan benar-benar diterapkan. Sangat diingatkan sekali tadi. Jadi mudahan warga juga bisa memahaminya, cukup pelayat (keluarga/kerabat) yang dibolehkan saja,” kata dia.

Sekadar informasi, untuk awak media sendiri, tidak diperkenankan untuk melakukan peliputan di lokasi pemakaman, demi kenyamanan pihak keluarga.

Imbauan Resmi Kepada Pecinta Abah Guru Sekumpul Terkait Wafatnya Hj Juwairiyah