Tak Berkategori

Pelanggaran HAM Terus Terjadi di Palestina

apahabar.com, BANJARMASIN– Rakyat sipil Palestina masih terus menjadi target pelanggaran HAM militer Israel. Serangan berlebihan dilakukan…

Rakyat sipil Palestina masih terus menjadi target pelanggaran HAM militer Israel. Foto-ACT

apahabar.com, BANJARMASIN- Rakyat sipil Palestina masih terus menjadi target pelanggaran HAM militer Israel.

Serangan berlebihan dilakukan militer Israel dalam menghadapi warga sipil yang melangsungkan protes Great March of Return tiap pekannya. Pada pekan ke-48 gerakan protes damai ini, serangan Israel kembali menyebabkan seorang anak meninggal dunia, yakni Yousef Saied Hussain al-Dayiah (15), sebagaimana dilaporkan Palestinian Center for Human Rights (PCHR).

Lebih dari seratus warga sipil Palestina luka-luka pada aksi Jumat (22/2) lalu. Korban luka itu antara lain 10 orang wanita, 16 orang anak-anak, dan seorang jurnalis. Tiga orang dikabarkan mengalami luka serius. Di Gaza Timur, ribuan pemrotes juga mengalami sesak napas dan kejang akibat semburan gas air mata yang di semprotkan militer Israel dari atas jeep.

Baca Juga: Syekh Belal Palestina Bangga Banyak Penghafal Alquran di Banjarmasin

Foto-ACT

Bukan hanya di Gaza, militer Israel melarang para jurnalis mendekat ke pos pemeriksaan di Tepi Barat. Pewarta foto Kantor Berita Palestina (WAFA) Mashhour Hassan al-Wahwah (35) mengalami luka di kaki kirinya. Ia dan sejumlah jurnalis lainnya dipaksa mundur tentara Israel.

Para tentara itu pun melepaskan tembakan terbuka ke arah para jurnalis. Seorang jurnalis lain, Moss'ab Shawer al-Tamimy, mengatakan kepada PCHR, tentara Israel tidak segan mendorong dan berteriak kepada para jurnalis.

Kejadian pelanggaran HAM menjadi catatan PCHR tiap pekannya. Mereka menekankan bahwa aksi militer Israel yang terus-menerus menyerang warga sipil ketika mereka berkumpul secara damai merupakan pelanggaran serius terhadap aturan hukum internasional. PCHR meminta Jaksa internasional membuka penyelidikan resmi. PCHR juga meminta pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam pemerintahan militer Israel.

Baca Juga: Kunjungi ACT, Al-Nazzar: Pendidikan Jadi Barang Mewah di Palestina

Sementara itu, Israel masih menutup perbatasan Beit Hanoun (Erez) bagi sebagian besar warga Palestina dari Jalur Gaza. Mereka juga memperketat penutupan semua penyeberangan komersial dengan mengontrol penuh impor dan ekspor.

Seminggu sebelumnya, protes besar juga dilakukan warga Palestina di kompleks masjid Al Aqsa. Protes itu dipicu penutupan gerbang al Rahma oleh polisi Israel pada Senin (18/2).

Kejadian itu mengundang Menteri Urusan Yerusalem Adnan al Husseini angkat suara. Israel berupaya menjadikan gerbang Al Rahma sebagai daerah yang ditinggalkan dengan tujuan untuk memfasilitasi proses aneksasi, katanya dalam memberikan keterangan pers di kota Ramallah, Tepi Barat, minggu lalu.

Foto-ACT

Baca Juga:Husnah Bertahan Hidup dengan Menjajakan Kue

Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai lembaga kemanusiaan global turut prihatin terhadap tragedi kemanusiaan tersebut. Tak hanya mengecam tindakan represif pasukan Israel, tapi ACT juga secara konsisten memberikan bantuan untuk Palestina.

"Kehadiran ACT di Palestina merupakan bentuk kepedulian bangsa Indonesia. Kepercayaan donatur lah yang menjadi kekuatan bagi kami selama ini," ucap Kepala Cabang ACT Kalsel Arie Setiawan.

Arie menambahkan bahwa dengan memberikan bantuan kepada Palestina artinya Indonesia turut berjuang melawan penjajahan di muka bumi ini.

"Terima kasih kepada warga Kalsel yang selama ini juga terus membersamai kami untuk terus hadir di Palestina," pungkasnya.

Baca Juga: Beaguru, Apresiasi untuk Guru Gaza dari Indonesia

Editor: Syarif