Pelajar Sudah Kenal Politik Uang, Bawaslu Banjar Ajak Awasi Penyelenggaraan Pemilu

Sebagai pemilih pemula, kalangan pelajar ternyata sudah familiar dengan money politic atau politik uang dalam Pemilu.

Bawaslu Banjar menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif untuk pemilih pemula di Pemilu 2024. Foto: apahabar.com/Hendra Lianor

apahabar.com, MARTAPURA - Sebagai pemilih pemula, kalangan pelajar ternyata sudah mengenali money politic atau politik uang dalam penyelenggaraan pemilu.

Seperti yang diutarakan seorang siswi SMKN 1 Martapura bernama Desti Wiliyanti. Ironisnya politik uang sudah tidak asing didengar dan dilihat di lingkungan sekitar.

"Misalnya kalau memilih calon tertentu, nanti diberi duit Rp100 ribu. Itu yang saya dengar," ungkap Desi dalam Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Bagi Pemilih Muda Pemilu 2024 yang digelar Bawaslu Banjar.

"Malah ada yang sudah mengambil duit dari tim calon tertentu, tetapi mengambil lagi dari calon lain. Alasannya besaran yang disediakan lebih banyak," sambung Desi.

Desi mengakui politik uang sejatinya dilarang, tetapi kian marak menjelang pemilu. Namun demikian, gadis berusia 17 tahun ini tidak mengetahui sanksi yang mengancam pelaku politik uang.

"Makanya melalui sosialisasi yang digelar Bawaslu Banjar, kami banyak mendapat pengetahuan baru. Salah satunnya Desa Anti Politik Uang (APU). Ini sangat bagus," tutur Desi.

Hal senada diungkapkan Rizqiyatunnisa. Gadis 17 tahun ini akhirnya mengetahui keberadaan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang menindak penyelenggara pemilu tidak profesional.

"Selebihnya banyak pengetahuan lain yang diperoleh tentang pemilu. Mudah-mudahan sosialisasi serupa lebih sering lagi diadakan," harap Nisa.

Sementara Fajeri Tamzidillah yang menjadi salah satu narasumber menyebut pemilih pemula belum terkontaminasi kepentingan politik. Terkadang mereka juga memiliki idealisme tersendiri.

"Namun di sisi lain, sikap mereka labil. Makanya pemilih pemula harus mendapatkan pengetahuan yang jelas tentang kepemiluan. Dengan demikian, mereka dapat menjadi pemilih yang cerdas," jelas Fajeri.

"Selanjutnya mereka lebih termotivasi datang ke TPS untuk menyalurkan pilihan sesuai hati nurani. Lebih baik lagi kalau mereka berpartisipasi mengawasi pemilu, minimal di lingkungan masing-masing," imbuh mantan Ketua Bawaslu Banjar periode 2018-2023 ini.

Sosialisasi Pengawasan Partisipatif agi Pemilih Muda Pemilu 2024 yang digelar Bawaslu Banjar diikuti perwakilan pelajar SMA sederajat dan pesantren di Banjar. Kehadiran mereka juga didampingi sejumlah guru pembina.

"Melalui sosialisasi tersebut, kami mengajak pemilih pemula agar tidak hanya menyalurkan hak suara, tapi juga berpartisipasi mengawasi pemilu," sahut Syahrial Fitri, Komisioner Bawaslu Banjar.