Pegawai Outsourcing Tak Dibayar Utuh, Ini Penjelasan Pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat memberikan penjelasan soal adanya beberapa pegawai outsourching yang menerima gaji tak utuh

Masjid Raya Sheikh Zayed. Foto : apahabar.com/Fernando

apahabar.com, SOLO - Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Munajat memberikan penjelasan soal adanya beberapa pegawai outsourching yang menerima gaji tak utuh.

Menurutnya pegawai outsourcing tersebut merupakan pegawai dari PT Arsa. Kemudian saat ini pihaknya sedang melakukan dialog dengan PT Arsa dan para pegawai untuk mengumpulkan informasi terlebih dahulu.

"Kalau yang sifatnya delay, saya sudah minta direkturnya agar segera dibayarkan. Tadi sudah dijawab segera di follow up. Ini saya baru sama teman-teman mengumpulkan permasalahannya seputar apa. Kita petakan kayak gitu," ujarnya saat dikonfirmasi Selasa, (02/05).

Baca Juga: Kemenag Solo Janjikan Pembayaran Soal Gaji Karyawan Masjid Raya Sheikh Zayed Segera Teratasi

Munajat mengaku adanya keluhan soal pegawai yang menerima gaji tak utuh tersebut menjadi bagian dari tanggung jawabnya juga.

"Kita ini ditengah-tengah, kita penanggung jawab secara keseluruhan.
Kita sedang mengumpulkan dan minta bukti. Ini belum selesai, hambatannya itu ada dimana. Makanya dua duanya kita cari informasi," imbuh Munajat.

PT Arsa sendiri dijelaskan Munajat merupakan pihak ketiga yang ditunjuk oleh kedutaan Uni Emirat Arab untuk melakukan pemeliharaan masjid.

"Kebetulan itu yang menunjuk kedutaan Uni Emirat Arab langsung. Jadi kita jugakan berubah-ubah kontraknya. Sampai sekarang belum menerima kontrak terakhir. Itu kesepakatan antara PT Arsa dengan pihak UEA. Jadi manajemen untuk pemeliharaan untuk gardening, semua ada di PT Arsa," paparnya.

Baca Juga: Pegawai Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Mengeluh Gaji Tak Dibayar Utuh

Munajat kemudian menegaskan bahwa pihak pengelola masjid tidak ikut campur tangan terhadap pengupahan para karyawan outsourcing tersebut.

"Kita pedulinya hubungan dengan PT Arsa itu misalnya mereka gak perform. Kok masjid kotor, micnya mati. Misalkan kayak gitu, kita komplainnya ke mereka ini jadi wewenang PT Arsa. Namun karena mau gak mau efeknya ke masjid, kita membantu mencari jalan keluar," tandasnya.